Adem Ayem Terpendam, Ternyata SPAM Tahun 2022 Lalu Tak Juga Penuhi Hasrat Masyarakat
Ditulis oleh Biro Pesawaran pada Mei 16, 2024
DRadioQu.com, PESAWARAN – Berlarutnya Soal SPAM yang dibangun tahun 2022 lalu namun tidak memenuhi tujuannya hingga saat ini, menjadi sorotan dan perhatian LSM DPD Marwah Aliansi Indonesia (MAI) dan Ormas Gema Masyarakat Lokal (GML) di Kabupaten Pesawaran hingga tinjau langsung sumber pengairan tersebut dan menyambangi calon pengguna air yang kecewa dan menampung aspirasinya, Rabu (15/05/2025).
Bak pungguk merindukan bulan, mungkin itulah istilah yang pantas disandang oleh konsumen pengguna air dari Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dibangun oleh Pemda Pesawaran melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) pada tahun 2022 lalu yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK Reguler Air Minum) hingga biayanya Milyaran rupiah karena pembangunannya meliputi 4 desa, yakni Desa Kedondong, Pasar Baru dan Way Kepayang Kecamatan Kedondong, dan Desa Kubu Batu Kecamatan Way Khilau.
Pada awalnya warga berfikir dan berharap, inilah angin segar bagi mereka yang senantiasa membutuhkan air guna kebutuhan sehari-hari, karena dengan mudah mereka mendapatkannya terlebih disaat musim kemarau. Sebab pemerintah dalam hal ini telah melakukan pembangunan tentang kebutuhan masyarakat itu yakni air tadi melalui program SPAM.
Namun harapan itu seakan pudar, karena selesainya pembangunan itu hingga saat ini, air yang diinginkan oleh masyarakat dari proyek tersebut tidak dirasakan faedah atau manfaatnya, yang ada hanya terpampang penghias halaman dirumah – rumah mereka meteran-meteran air atau istilah PDAM Saluran Rumah (SR) yang nampak mulai berkarat.
“Bagaimana kami mau senang Pak, karena nyatanya kami tidak pernah menikmati air SPAM ini semenjak dibangunnya proyek ini sampai sekarang. Ya akhirnya kami kembali menggunakan saluran air yang lama, baik dari sungai atau pun sumur yang kami gali untuk kebutuhan sehari-hari”, ungkap beberapa warga yang sepakat satu suara saat ditemui dikediamannya.
Yang pada inti dan akhirnya mereka berharap, bangunan ini berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan pemerintah membangun SPAM ini agar tidak menyia-nyiakan anggara negara yang sudah digelontorkan.
Menanggapi dan menyikapi informasi dan harapan masyarakat ini, sebagai salah satu badan Kontrol Sosial kemasyarakatan, LSM MAI yang diketuai oleh Arip Roni dan Ormas GML yang diketuai oleh Pajri Didi, yang sebelumnya telah meninjau lokasi sumber air dari SPAM ini, mengkritiknya.
“Dari temuan kami dilapangan, Pipa air dari sumber air itu kami yakin kosong, tidak ada aliran air sama sekali yang masuk ke pipa tersebut. Karena saat kami ketuk pipa itu dia bunyinya nyaring yang menunjukkan bahwa pipa itu kosong. Bagaimana masyarakat mau menikmati hasil pekerjaan ini karena airnya tidak sampai ke mereka..?”, tukas Arip Roni.
“Untuk itu kami berharap pada Kejari Pesawaran agar segera turun kelapangan, guna tinjau kembali proyek SPAM ini yang hampir menelan anggaran 8 Milyar”, imbuhnya.
Pernyataan Arip Roni ini mendapat apresiasi dan dukungan dari Ketua Ormas GML (Pajri, red) dan sebagai bagian dari Kontrol Sosial, dirinya siap ambil sikap.
“Kami Ormas GML Kabupaten Pesawaran siap bertindak, yakni, kami segera melaporkan hal ini ke Kejari Pesawaran”, tegasnya. (brm/tim)