Terputar

Title

Artist


Prosedur Sedot Lemak

Ditulis oleh pada November 29, 2023

Sedot lemak atau dikenal juga sebagai liposuction adalah prosedur medis yang bertujuan menghilangkan lemak berlebih dari tubuh. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh ahli bedah plastik atau dokter bedah yang berpengalaman.

Meskipun banyak orang menganggap sedot lemak sebagai solusi cepat untuk menghilangkan lemak, penting untuk memahami prosedur, biaya, dan potensi resiko yang terkait berikut ini, dikutip dari Mayo Clinic, Selasa (28/11/2023).

Prosedur Sedot Lemak

Anestesi
Langkah pertama, anestesi akan diberikan untuk kenyamanan Anda selama prosedur pembedahan. Biasanya dokter akan merekomendasikan pilihan yang terbaik, anestesi yang diberikan bisa berupa sedasi intravena atau anestesi umum.

Sayatan
Sedot lemak dilakukan melalui sayatan kecil dan tidak mencolok. Pertama, anestesi lokal encer diberikan untuk mengurangi perdarahan dan trauma. Kemudian kanula atau tabung berongga tipis dimasukkan melalui sayatan untuk menghilangkan lemak menggunakan gerakan maju mundur yang terkontrol. Lemak yang lepas kemudian disedot keluar tubuh menggunakan penyedot bedah atau alat suntik yang dipasang pada kanula.

Hasil Akhir
Setelah operasi sedot lemak, perubahan bentuk tubuh yang diinginkan akan mulai terlihat setelah pembengkakan dan penumpukan cairan mereda pasca operasi. Dengan menjaga pola makan sehat dan rutin olahraga, hasilnya akan berlangsung secara permanen.

Untuk mempertahankan bentuk tubuh setelah operasi, ikuti pola makan yang mencakup banyak protein tanpa lemak, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak. Tidak lupa, lakukan aktivitas olahraga juga secara teratur.

Biaya
Di Indonesia, biaya sedot lemak berkisar antara Rp 40 juta hingga Rp 70 juta. Harga ini tergantung area tubuh mana yang akan dioperasi. Disarankan mempersiapkan dana lebih untuk kebutuhan tambahan yang tidak terduga, seperti kebutuhan rawat inap dan lainnya.

Risiko Operasi Sedot Lemak
Meskipun sedot lemak dianggap relatif aman, tetapi operasi sedot lemak juga memiliki sejumlah risiko yang penting untuk diketahui. Mempertimbangkan risiko-risiko ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Berikut ini beberapa kemungkinan risiko terkait operasi sedot lemak yang harus Anda pertimbangkan.

1. Pendarahan
Risiko pendarahan mungkin terjadi selama atau setelah operasi sedot lemak. Penanganan yang tepat terhadap kemungkinan kehilangan darah penting untuk mencegah kondisi yang lebih serius.

2. Komplikasi dari anestesi
Pemberian anestesi dapat menyebabkan risiko komplikasi, seperti reaksi alergi atau masalah pernapasan.

3. Akumulasi cairan
Akumulasi cairan (penumpukan cairan di dalam tubuh) merupakan risiko yang timbul setelah operasi sedot lemak. Jika terjadi akumulasi cairan setelah sedot lemak, segera lakukan konsultasi dengan dokter atau ahli bedah plastik yang melakukan prosedur tersebut.

4. Infeksi
Risiko infeksi, seperti infeksi streptokokus (strep) atau stafilokokus (staph), dapat terjadi pasca operasi. Menjaga protokol kebersihan dan pemberian antibiotik secara tepat dapat membantu mencegah infeksi terjadi.

5. Emboli lemak (gangguan aliran darah)
Potongan kecil lemak yang terlepas dapat menyebabkan emboli lemak, yang dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan komplikasi serius. Pemahaman dan pencegahan terhadap risiko ini sangat penting.

6. Luka bakar
Risiko luka bakar dapat timbul selama operasi sedot lemak akibat gesekan atau panas dari instrumen medis. Penggunaan peralatan dengan hati-hati dan keterampilan operator yang baik dapat membantu mengurangi risiko ini.

7. Pembuangan lemak tidak merata
Proses sedot lemak yang tidak merata dapat menyebabkan ketidakseimbangan struktural pada tubuh.

8. Reaksi terhadap lidokain
Lidokain sering digunakan sebagai anestesi lokal dalam operasi sedot lemak. Risiko reaksi alergi atau efek samping lainnya perlu diidentifikasi dan ditangani dengan cepat.

9. Perubahan sensasi kulit atau mati rasa
Operasi sedot lemak dapat menyebabkan perubahan sensasi kulit, termasuk mati rasa. Pasien perlu diberi informasi tentang kemungkinan perubahan ini sebagai bagian dari keputusan yang terinformasi.

10. Kerusakan saraf pada tubuh
Risiko kerusakan pada bagian ini dapat timbul selama operasi dan perlu dipantau dengan cermat untuk mencegah konsekuensi jangka panjang yang serius.