Bak Siluman, Kades Paguyuban Diduga Tak Pernah Ngantor Hingga Makan Gaji Buta dan Lecehkan Negara
Ditulis oleh Biro Pesawaran pada Maret 25, 2024
DRadioQu.com, PESAWARAN – Ditengah dugaan pengrusakan aset desa oleh mantan Kepala Desa (Imam Khudri), Sigit Firmansyah Kades Paguyuban Way Lima Kabupaten Pesawaran justru diduga Makan Gaji Buta karena jarang ngantor dan masuk di Balai Desa yang disiapkan untuknya bekerja oleh pemerintah.
Hal tersebut diketahui saat tim dan awak media yang berkali-kali mengunjungi Balai Desa setempat untuk menemuinya guna konfirmasi, Sigit selalu tidak pernah ada ditempat dan tak masuk kantor serta tak pernah pasti diketahui kemana dan kerja apa diluar sana oleh aparat desanya itu sendiri.
Dampaknya, jajarannya selalu lolos dari perhatiannya hingga kadang kantor kosong sebelum jam kerja harian habis. Dampak lain dari penyelewengannya itu pun, Lambang Negara, Bendera Merah Putih sempat terpasang dalam keadaan koyak, lusuh dan rusak hingga dianggap pelecehan terhadap negara oleh warganya sendiri.
Bermula dari Senin, 18 Maret 2024 saat tim yang mendatangi kantor desa itu sekira pukul 11.30 WIB, namun kantor itu sudah terkunci sepi tak berpenghuni.
“Semenjak desa ini dipimpin oleh Sigit, Kadesnya jarang masuk, maka jangan harap bisa menemuinya dikantor. Dan tak pernah juga kantor itu buka sampai setengah hari, apalagi seharian, ya paling sampai jam 11 an, sudah pada pulang, lah itu buktinya sudah kosongkan ??. Apalagi ini bulan puasa”, ungkap salah seorang warga sekitar saat ditanya kenapa kantor itu tutup sebelum tengah hari.
Dan saat warga itu tahu Balai Desa-nya mengibarkan Lambang Negara yang sudah rusak, dirinya semakin terenyuh dan tegas mengatakan bahwa Pemerintah Desa-nya telah melakukan pelecehan terhadap Negara-nya sendiri.
Terkait dengan kedua hal tersebut, yakni tentang Pelayanan Desa dan Bendera, tim mencoba menemui Yusron Darojat, Sekdes desa setempat yang rumahnya tak jauh dari Balai Desa itu dihari yang sama dirumahnya.
“Saya tadi ngantor, cuma karena ada keperluan saya pulang duluan sekitar jam 11 an, saya tidak tahu yang lain tadi pulang jam berapa”, ujar Sekdes pada tim dikediamannya itu.
Namun dirinya menyangkal tuduhan warganya itu jika jajarannya melakukan Pelayanan hanya sampai jam 11, melainkan menurutnya, mereka melakukan Pelayanan sampai jam 12 hingga jam 13.00 siang.
Tapi Yusron pun tidak menampik jika Sang Saka Merah Putih itu tak pernah turun dari tiangnya hingga siang dan malam sampai bendera tersebut rusak dan berubah warna dan dirinya beralibi, bahwa dikantornya ada bendera yang baru namun belum digantikan.
Pada Selasa, 19 Maret 2024, tim kembali mendatangi Balai Desa Paguyuban itu, berharap, bisa bertemu dengan si Kades Sigit. Namun nasib sama masih menimpa tim, si Kades tidak dikantor melainkan ikut upacara di sekolah SMP yang masih disekitaran Kecamatan Way Lima, termasuk Sekdes-nya tidak ada dikantor desa.
Karena penasaran, tim kembali mendatangi Kantor Desa itu pada Kamis, 21 Maret 2024. Namun hal serupa tetap diterima oleh tim. Sang Kades tidak diketahui kemana arahnya hari ini, aparat desa tidak ada yang tahu. Hal itu diungkap langsung oleh Yusron bahwa hari itu dirinya tak tahu kemana si Kades keluar dengan agendanya, karena Yusron sebagai Sekdes tak dapat kabar dari Sigit. (brm/tim)