Terputar

Title

Artist


Perempuan cenderung lebih rentan menjadi korban kekerasan ketimbang laki-laki. Menurut Psikolog Klinis Forensik

Ditulis oleh pada November 27, 2023

Perempuan cenderung lebih rentan menjadi korban kekerasan ketimbang laki-laki. Menurut Psikolog Klinis Forensik, Kasandra Putranto, salah satu faktor yang menjadi alasan adalah adanya asumsi atau konstruksi sosial dalam masyarakat yang menganggap perempuan sebagai individu lemah.

“Ketergantungan finansial, emosional, atau ketergantungan sosial dapat membuat perempuan rentan, di mana terdapat ekspresi-ekspresi yang menyatakan bahwa perempuan tidak memiliki daya,” ujarnya Sabtu (25/11/2023).Dalam konteks pranata sosial, perempuan sering kali ditempatkan dalam peran yang cenderung harus mengalah. Kasandra juga menekankan bahwa perempuan yang menjadi korban kekerasan sering mengalami apa yang disebut sebagai kekerasan sekunder.

“Ketika kekerasan terjadi, sering kali diikuti dengan kekerasan sekunder, ketika banyak orang menganggap bahwa perempuan adalah penyebab kekerasan,” ungkap Kasandra.

Selain itu, Kasandra menyatakan bahwa ada profil psikologis khas yang membuat seorang perempuan lebih rentan terhadap kekerasan. Selain dari ketergantungan emosional, finansial, atau sosial, pola asuh dalam keluarga juga dapat berkontribusi terhadap rentannya perempuan menjadi korban kekerasan.

“Pola asuh keluarga yang tidak tepat dapat menciptakan dasar kekerasan pada anak di masa depan. Mereka bisa menjadi korban yang toleran terhadap kekerasan atau bahkan menjadi pelaku kekerasan,” tandas Kasandra.

Kasandra menegaskan bahwa kekerasan dapat menimpa siapa saja tanpa memandang latar belakang profesi atau pendidikan. “Kekerasan muncul ketika terdapat ketidaksetaraan kekuasaan, saat satu pihak dianggap lebih berkuasa daripada yang lain dan menggunakan kekuasaannya untuk melakukan kekerasan terhadap yang dianggap lemah,” jelasnya.

Dalam situasi kekerasan, Kasandra menyebut bahwa korban sering kali mengalami kesulitan untuk keluar dari lingkaran tersebut dan meninggalkan pelaku. Ia menggambarkan situasi korban seperti terikat oleh seutas tali yang diikat berkali-kali.

“Bayangkan jika satu lingkaran tali mudah diputus, namun jika diikat berkali-kali hingga 10 atau bahkan 100 kali, sulit untuk memutuskannya. Meskipun hanya seutas tali, namun ikatannya begitu kuat karena dijerat berkali-kali,” papar Kasandra.