Terputar

Title

Artist


Penyakit leukemia yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak terkontrol dari induk pembentuk sel dalam darah di dalam sumsum tulang di Indonesia tergolong tinggi

Ditulis oleh pada Oktober 1, 2023

Penyakit leukemia yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak terkontrol dari induk pembentuk sel dalam darah di dalam sumsum tulang di Indonesia tergolong tinggi.

Bahkan menurut data Globocan 2020, jumlah kasus leukemia di Indonesia menempati urutan ke-9 terbanyak di dunia dengan temuan kasus baru sebanyak 14.979 jiwa dan terdapat 11.530 jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit ini.

Memperingati Hari Pelanggan Nasional dan Bulan Kesadaran Leukemia yang jatuh pada September ini, Cordlife Persada Bersama Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) gelar talk show bertajuk “Cordlife’s #prepareeverything Gathering” di Hotel Des inDes, Jakarta Pusat akhir pekan lalu. Codlife menyebut sel punca darah tali pusat bayi ternyata punya manfaat besar untuk mengobati penyakit leukimia itu. Hal tersebut diungkapkan Asisten Manager PT Coldlife Prasada, Wita Pratiwi kepada media di Jakarta belum lama ini.

“Acara ini digelar dengan maksud dan tujuan khususnya untuk orang tua yang sudah menjadi klien Cordlife untuk mendapatkan informasi terkini mengenai terapi pengobatan dengan sel punca. Khususnya untuk penyakit leukemia dan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan proteksi dini dari penyakit leukemia atau kelainan darah lainnya,” ungkap Wita.

Ditambahkan Wita, masih banyak orang yang tidak tahu pentingnya menyimpan sel darah tali pusat bayi yang kelak dapat sangat bermanfaat sebagai sumber medis potensial di masa depan untuk pengobatan leukemia atau kanker darah. Pasalnya dengan menggunakan terapi sel punca, sejak tahun 1988 para dokter telah berhasil mengobati lebih dari 40.000 pasien penderita leukemia dan kelainan
darah.

“Sayangnya tidak semua penderita leukemia dapat menggunakan terapi ini. Padahal berdasarkan data yang kita miliki sekitar 70% pasien yang membutuhkan transplantasi sulit menemukan donor yang cocok di dalam keluarganya sehingga melalui acara ini, kita berharap adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk menyimpan sel punca darah tali pusat bayi yang nanti bisa sangat penting untuk proteksi kesehatan bagi keluarga di masa depan,” tambahnya.

Sementara itu, dokter spesialis anak, dr Mururul Aisyi yang menjadi pembicara dalam talkshow tersebut menyebut jika sel darah tali pusat lebih muda dan lebih primitif apabila dibandingkan dengan sel punca lainnya, seperti sel punca dari sumsum tulang dan darah tepi.

“Sel punca darah tali pusat lebih toleran terhadap ketidakcocokan human leukocyte antigen (HLA), yaitu protein yang membantu sistem imun tubuh membedakan antara sel milik sendiri dan sel asing yang berbahaya. Pengambilan sampel darah tali pusat terbilang mudah dan dapat dilakukan oleh dokter spesialis kandungan yang membantu persalinan sehingga proses pengambilan tidak akan mengganggu proses jalannya persalinan, baik cara normal atau sectio caesarea,” ujarnya.

“Kami juga berharap masyarakat memiliki pengetahuan tentang ini, yakni memiliki darah tali pusat anak yang sudah tersimpan akan lebih menguntungkan dibandingkan harus melakukan pencarian sel punca dengan HLA yang cocok. Tentunya hal ini akan membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cenderung lebih lama, bahkan berdasar data, 1 dari 217 orang ternyata membutuhkan terapi sel punca dalam kehidupan mereka dan dalam upaya menyembuhkan penyakit leukemia,” tandasnya.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan