WHO merekomendasikan agar jarak satu anak dengan anak setelahnya adalah minimal 2 tahun 9 bulan. Untuk mencapai jarak minimal tersebut, masyarakat dapat merencanakan kehamilan dengan menggunakan berbagai upaya pencegahan dan penjarangan kehamilan khususnya penggunaan kontrasepsi (KB).
Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN dr. Eni Gustina, MPH., mengatakan jika alat kontrasepsi sudah bisa digunakan setelah 10 menit persalinan.
Namun, setelah lewat 48 jam lebih baik digunakan setelah dua minggu kelahiran. Atau 3-4 minggu setelahnya, sebelum ibu mendapatkan haid kembali.
“Kalau lewat 10 menit, rahim masih lembek jadi jangan dipakai terlebih dahulu. Bisa 2 minggu saat masa nifas,” papar dr. Eni dalam acara webinar Tentang Anak.
Biasanya, KB yang digunakan setelah melahirkan ialah IUD yang memiliki efektivitas sebanyak 99 persen atau implan satu batang. Atau jika tidak berniat memiliki anak lagi bisa menggunakan tubektomi yang memiliki efektifitas 99,95 persen.
“10 menit setelah melahirkan justru sangat baik jadi pemasangan tidak akan terasa apalagi yang ingin kb tubektomi. Dibadingkan dengan interval waktu tiga bulan lebih sakit dan risiko hamil kembali besar,” ujarnya.
Atau bisa juga menggunakan pil yang harus rutin diminum setiap hari. Biasanya dokter atau bidan akan memberikan sekaligus enam bulan. dr. Eni juga mengatakan KB tidak akan memengaruhi produksi ASI, jadi tidak perlu takut.
“IUD atau implan itu tidak akan memengaruhi ASI, bahkan kini pil juga sudah ada yang direkomendasikan memang aman bagi ASI. Nanti diajarkan bagaimana minumnya,”tambahnya.
Pentingnya melakukan KB, dr.Eni mengatakan ilah dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah stunting anak, dan memberi recovery bagi ibu.
Harus di siapkan sejak kehamilan
dr. Eni mengatakan jika memasang alat kontrasepsi sebaiknya dipikirkan sebelum melahirkan atau lebih tepatnya pada trimester ketiga.
Begitu pun dengan yang disampaikan oleh, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH, merencakan KB bukan saat anak lahir, melainkan pada trimester akhir. “Jadi saat harus melahirkan normal tahu menggunakan KB apa seperti IUD atau harus sesar pakai apa. jadi dokter atau bidan pun akan merekomedasikannya,” ujarnya.
Dengan begitu, setelah melahirkan tidak perlu memikirkan lagi kehamilan jarak dekat. Bisa memaksimalkan untuk membesarkan si kecil.
Adapula macam-macam KB yang bisa digunakan, seperti jangka pendek dengan hormonal, pil KB, suntik KB (kombinasi efektivitas 92 persen, progestin 97 persen. Lalu non hormal dengan kondom yang memiliki efektivitas 85 persen.
Kemudian jangka panjang, hormonal terdapat implan dan IUD .Sedangkan non hormonal IUD cooper T, Tubektomi, dan Vasektomi. Ada juga KB alamiah dengan metode kalender dengan menghitung masa subuh serta metode amenorea laktasi atau (MAL). Dan kontrasepsi mantap dengan Metode operasi wanita (MOW) dam metoda operasi pria (MOP).
“Jika baru melahirkan sebaiknya tidak menggunakan kb berkala sebab masa mestruasi belum kembali normal. Dan jika melakukan ASI harus ada beberapa persyaratan seperti benar-benar belum haid hingga harus ASI tidak boleh sufor. Jika sudah haid baiknya pilih KB lainnya,” tutup Prof. Dr. dr. Dwiana