Terputar

Title

Artist


Petugas gabungan dari TNI dan Polri harus bersiaga di setiap titik lokasi rawan kemacetan

Ditulis oleh pada April 6, 2024

Setiap musim mudik Lebaran, jutaan kendaraan memadati jalan di setiap daerah.

Petugas gabungan dari TNI dan Polri harus bersiaga di setiap titik lokasi rawan kemacetan. Namun berbeda dengan petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub). Dishub harus menghitung jumlah kendaraan yang melintas di wilayahnya.

Seperti Dishub Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, setiap musim mudik Lebaran, mereka siaga di pos penghitungan angkutan Lebaran 2024 yang terdapat di Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, untuk menghitung kendaraan yang melintas.

Namun, penghitungan tersebut masih dilakukan secara manual. Terlihat dari sebuah panggung yang berada di bahu jalan, deretan alat penghitung (hand tally counter) yang sudah diberi tulisan jenis kendaraan dipegang oleh petugas Dishub.

Kejelian, konsentrasi dan kecepatan jari tangan diperlukan saat menghitung kendaraan yang melintasi kawasan tersebut.

Suwandi (50), salah satu Petugas Dishub Kabupaten Indramayu, sudah enam tahun ia bertugas di pos penghitungan angkutan Lebaran dan bertugas menghitung kendaraan yang belintas di jalur arteri Indramayu.

“Saya sendiri bertugas sejak 2018 dan menghitungnya secara manual. Setiap tahun seperti ini menghitung kendaraan secara manual,” ungkapnya kepada Beritasatu.com, Jumat (5/4/2024).

Suwandi mengatakan, butuh ketelitian dan kecepatan tangan untuk menghitung kendaraan secara manual yang melintas di jalur arteri tersebut.

“Kami di Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu ini mendapat perintahnya seperti itu. Diminta menghitung kendaraan secara manual. Mungkin kata orang susah menggitung seperti ini. Kalau kita kan memang sudah tupoksinya, jadi harus. Butuh kejelian serta kecepatan antara tangan dengan mata. Namun, sudah seperti otomatis menghitung dengan sendirinya,” kata Suwandi.

Setiap menjaga pos, Suwandi menjelaskan, biasanya petugas hitung kendaraan diberikan waktu antara satu hingga dua jam untuk menghitung kendaraan yang melintas. Hal ini sesuai dengan kesepakatan petugas yang sedang berjaga.

“Setiap hari itu dibagi dua sif, pertama dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, yang kedua dari pukul 20.00 WIB sampai 08.00 WIB. Bergantian menghitungnya, tergantung kesepakatan saja. Antara satu atau dua jam, jadi satu jam ganti, satu jam ganti. Kalau kelamaan pusing matanya,” jelasnya.

Dalam satu sif terdapat empat orang petugas yang berjaga di pos penghitungan dan terdapat dua orang petugas yang menghitung kendaraan yang melintas.

“Satu sif itu empat orang, empat orang itu bergiliran. Alat hitungnya ada dua. Satu untuk menghitung yang dari arah Jakarta, satu yang dari arah Cirebon. Jadi yang menghitung itu dua orang,” ucapnya.

Namun, saat jumlah kendaraan semakin meningkat, Suwandi menambahkan, dibutuhkan ketelitian ekstra dalam menghitungnya.

“Paling pusing dan butuh kejelian itu mulai H-4 atau H-3 Lebaran, saat kendaraan lagi ramai. Kita kerjanya harus benar-benar optimal, antara tangan dan hati harus sudah sinkron,” tambahnya.