Terputar

Title

Artist


Perusahaan teknologi raksasa Meta yang memiliki Facebook, Instagram, dan WhatsApp mengumumkan tidak akan lagi membayar penerbit berita di Australia atas konten yang muncul di Facebook

Ditulis oleh pada Maret 1, 2024

Perusahaan teknologi raksasa Meta yang memiliki Facebook, Instagram, dan WhatsApp mengumumkan tidak akan lagi membayar penerbit berita di Australia atas konten yang muncul di Facebook. Hal ini memicu pertarungan baru dengan pemerintah Australia yang saat ini memimpin upaya untuk membuat raksasa internet seperti Meta dan Google mencapai kesepakatan lisensi.

Dilansir dari Reuters, Jumat (1/3/2024), penerbit berita dan pemerintah Australia berpendapat Facebook dan Google mendapat keuntungan yang tidak adil dari pendapatan iklan ketika tautan ke artikel berita ditampilkan di platform mereka. Meta telah mengurangi promosi berita dan konten politik untuk mengarahkan traffic dan menyatakan tautan berita saat ini hanya merupakan sebagian kecil dari feed pengguna.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan, gagasan tentang satu perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari investasi orang lain, termasuk investasi dalam sumber daya manusia dan jurnalisme, adalah tidak adil dan tidak sesuai dengan prinsip Australia. Pemerintah saat ini sedang meminta saran dari Departemen Keuangan dan Komisi Persaingan dan Konsumen Australia mengenai langkah selanjutnya.

Rod Sims, mantan ketua komisi persaingan dan konsumen Australia menyebut keputusan Meta sebagai tindakan egois dan menyatakan kekhawatirannya atas dampaknya terhadap kualitas jurnalisme yang muncul di media sosial, serta merusak hubungan dengan parlemen Australia.

Berdasarkan undang-undang yang diadopsi pada 2021, pemerintah Australia harus menentukan apakah akan menunjuk mediator untuk menetapkan biaya Meta dan mungkin memberikan denda kepada Meta jika gagal bekerja sama. Sebagian besar kesepakatan Meta dengan media Australia berlangsung selama tiga tahun dan akan berakhir pada 2024.

Media terbesar di Australia telah mengkritik keputusan Meta dan menyebutnya sebagai serangan terhadap industri. CEO dari News Corp dan Nine Entertainment juga mengungkapkan ketidakpuasan mereka atas keputusan tersebut dan menyatakan Meta menggunakan kekuatan pasarannya untuk menolak bernegosiasi.

Meskipun nilai kesepakatan tidak diungkapkan, media Australia melaporkan kesepakatan Facebook dengan industri berita di negara tersebut bernilai sekitar 70 juta dolar Australia atau sekitar US$ 45 juta per tahun.

Bulan lalu, Indonesia juga mengumumkan rencana untuk membuat perusahaan teknologi besar membayar konten berita lokal melalui penerbitan perpres tentang publisher rights. Namun, pihak Meta mengatakan mereka akan dikecualikan dari kewajiban membayar penerbit berita dan juga lembaga penyiaran Indonesia. Pasalnya menurut Meta konten berita di platformnya diterbitkan oleh penerbit sendiri, bukan atas inisiatif Meta guna kepentingan komersial.