Terputar

Title

Artist


Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan bahwa lini bisnis asuransi kredit merangsek ke posisi kedua dalam hal pangsa pasar premi di sektor industri asuransi umum. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan tinggi asuransi kredit

Ditulis oleh pada Februari 29, 2024

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan bahwa lini bisnis asuransi kredit merangsek ke posisi kedua dalam hal pangsa pasar premi di sektor industri asuransi umum. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan tinggi asuransi kredit, sementara lini bisnis asuransi kendaraan bermotor hanya mampu tumbuh terbatas.

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik Trinita Situmeang menyampaikan, pendapatan premi asuransi umum menembus Rp 103,87 triliun pada 2023 atau tumbuh 15,3% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 90,12 triliun pada 2022.

“Ini di atas ekspektasi kita bisa tumbuh double digit, karena (melihat laporan) pada kuartal III 2023 kemarin ada beberapa lini bisnis yang masih mengalami kontraksi,” ungkap Trinita dalam konferensi pers di gedung Pertama Kuningan, Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Pendapatan premi asuransi umum utamanya masih dikontribusikan tiga lini bisnis, yaitu asuransi properti, asuransi kredit, dan asuransi kendaraan bermotor. Ketiga lini ini mengambil porsi 65,78% dari total premi asuransi umum yang mencapai Rp 103,87 triliun.

Lebih lanjut, Trinita menyampaikan, premi dari lini bisnis asuransi kredit menjadi pendorong utama di sektor asuransi umum. Asuransi kredit mencatat pendapatan premi mencapai Rp 22,34 triliun atau tumbuh 56,2% (yoy) pada 2023.

Kemudian asuransi properti dengan premi sebesar Rp 26,49 triliun atau meningkat terbatas sebesar 1,0% (yoy) pada 2023. Menurut Trinita, tren pertumbuhan asuransi properti ini seiring dengan indeks properti dan real estat yang juga hanya tumbuh 0,41%. Di internal asuransi sendiri, perkembangan asuransi properti menjadi terbatas karena kapasitas dari reasuransi tidak bisa optimal seiring kondisi hardening market.

Sementara untuk asuransi kendaraan bermotor, premi mencapai Rp 19,50 triliun atau tumbuh 7,4% (yoy) pada 2023. Lini asuransi ini juga disebut tumbuh dengan terbatas karena tren pada penjualan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat pada tahun lalu.

Trinita menerangkan, dari perolehan premi pada tiga lini bisnis utama asuransi umum tersebut mengalami perubahan besaran pangsa pasar. Untuk pertama kalinya, pendapatan premi asuransi kredit saat ini merangsek ke posisi kedua secara pangsa pasar.

“Pangsa pasar mengalami perubahan, asuransi kredit sudah di bawah asuransi properti. Sebelumnya asuransi properti nomor satu , asuransi kendaraan bermotor nomor dua, dan nomor tiga itu asuransi kredit. Sekarang asuransi kredit nomor dua,” ujar Trinita.