Terputar

Title

Artist


Film ‘Look At Me, Touch Me, Kiss Me’ merupakan film omnibus yang dikerjakan oleh pelaku film dari tiga negara berbeda. Malaysia untuk Look At Me, Indonesia untuk Touch Me, dan Korea Selatan untuk Kiss Me.

Ditulis oleh pada Februari 18, 2024

Film ‘Look At Me, Touch Me, Kiss Me’ merupakan film omnibus yang dikerjakan oleh pelaku film dari tiga negara berbeda. Malaysia untuk Look At Me, Indonesia untuk Touch Me, dan Korea Selatan untuk Kiss Me.

Look At Me disutradarai oleh Ho Yuhang, Touch Me disutradarai oleh Djenar Maesa Ayu, dan Kiss Me disutradarai oleh Kim Taisik. Secara garis besar, film ini berkisah, dalam situasi pandemi dan situasi tersulit manusia lainnya, cinta akan selalu hidup dan ada. Karena itu, manusia akan selalu melakukan pencarian akan cinta.

Tiga pertemuan di Kuala Lumpur, Jakarta, dan Seoul terjadi. Seorang telemarketer untuk perusahaan pinjaman dan pemilik arena gokart, yang lain antara pemilik pub dan seorang wanita dengan sejarah yang rumit, dan yang terakhir antara operator forklift yang belum pernah dicium sebelumnya dan seorang manager bisnis kiss-for-sale

“Film Look at Me dari Malaysia ceritanya di kisaran awal pandemi. Sementara film Indonesia, Touch Me kisaran waktunya saat pandemi sedang hebat-hebatnya. Sedangkan film Kiss Me dari Korea Selatan menunjukkan bagaimana manusia berhasil melampaui pandemi,” tutur Vera Lasut selaku produser Look At Me, Touch Me, Kiss Me kepada awak media, baru-baru ini.

Sebelumnya, film ini sudah tayang di Busan International Film Festival (BIFF) 2022 dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023. Kini, film Look At Me, Touch Me, Kiss Me akhirnya bisa ditonton secara umum melalui Bioskop Online mulai 19 Februari 2024.

Budaya Berbeda

Dengan membawa tiga latar belakang budaya berbeda, film ini ingin menampilkan hasrat yang sama dari setiap orang atas cinta. Latar film omnibus ini juga mewakili fase manusia melalui pandemi Covid-19 dari berbagai belahan dunia.

“Dari tiga negara itu, benang merahnya adalah bahwa semua orang di dunia, dari belahan negara manapun, mempunyai mimpi yang sama, yaitu mimpi untuk mencari cinta dan dicintai,” kata Vera Lasut.

“Film ini juga membuktikan walaupun dalam keadaan pandemi, kolaborasi 3 negara tetap bisa berjalan dengan baik dengan bantuan teknologi dan era digital serta dapat menjadi peluang bagus bagi indonesia untuk menembus pasar international, serta harus selalu optimis dalam segala situasi untuk tetap berkarya demi perfilman nasional,“ lanjutnya.