Terputar

Title

Artist


Menyambangi Jejak Sejarah Pahlawan Revolusi dan Perang Dwikora: Kunjungan Inspiratif Taruna AAL Korps Marinir di Wilayah Surabaya

Ditulis oleh pada Januari 28, 2024

Taruna Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Korps Marinir melaksanakan kunjungan kepada Pelaku Sejarah Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dan Sejarah Perang Dwikora dalam rangka mengisi libur akhir pekan yang berada di Wilayah Surabaya, pada hari Sabtu, 27 Januari 2024. Kepala Departemen Marinir (Kadepmar) AAL, Kolonel Marinir Rana Karyana, S.E., M.Tr.Hanla, M.M., CHRMP, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan tujuan, disamping membentuk karakter sekaligus mengenal lebih dekat Sejarah Perjuangan yang telah dilalui oleh para pelaku Sejarah Korps Marinir, juga memupuk semangat juang Para Taruna Marinir yang merupakan calon-calon pimpinan di Satuan Tempur dimasa depan dengan motivasi yang didapatkan dari saksi Sejarah Prajurit KKO AL yang berada di Wilayah Surabaya.

Dalam pelaksanaan Kunjungan yang dipimpin oleh Mayor Marinir Putu Dwi Amir S., S.H., M.Tr.Opsla selaku Kama Miltik Departemen Marinir bersama Mayor Marinir Agung Lombaryanto, dan 16 Taruna mengunjungi Kediaman dari Pelda KKO (Purn) Soegimin (alm.) yang mana Pelda KKO (Purn) Soegimin merupakan salah satu dari 8 personel IPAM yang diberikan tugas oleh Komandan KKO AL saat itu, Letjen KKO Hartono, untuk mengangkat jenazah tujuh perwira tinggi TNI AD yang menjadi korban tragedi 30 September 1965 di Lubang Buaya.

Pada kunjungan ini, Para Taruna disambut hangat oleh Ibu Soegimin beserta keluarga di kediamannya di Jalan Ketintang Baru XII, No. 27, Surabaya. Ibu Soegimin menceritakan Perjalanan hidup beliau bersama suami yang merupakan Prajurit Elit TNI AL dalam hal ini KKO/Marinir yang mana beliau bukan hanya sosok Prajurit yang hebat dalam dedikasi dan loyalitasnya kepada Bangsa namun sangat disiplin dan sangat penyayang kepada Istri serta anak-anaknya. Ibu Soegimin menceritakan bagaimana seorang Prajurit KKO Soegimin mendidik dan membesarkan ketujuh anaknya walaupun tugas negara yang beliau emban sangatlah berat. Para Taruna sangat antusias dan termotivasi dalam mendengarkan cerita dari istri Bapak Soegimin yang telah menemani beliau selama menjadi Prajurit KKO/Marinir. Sebelum berpamitan, tak lupa para Taruna bersama perwira Departemen Marinir memberikan tali asih serta bingkisan dari Departemen Marinir dan ditutup dengan foto bersama keluarga Bapak Soegimin.

Kunjungan dilanjutkan menuju Kediaman Pelda KKO (Purn) Djoni Matius Liem atau sering dikenal Djoni Liem, seorang Legenda Marinir yang memiliki julukan “Semburan Mulut Berbisa” di Jl. Kembang Kuning Kulon Gg. Besar 18 Surabaya. Beliau merupakan salah seorang pasukan elite TNI AL yang memiliki kemampuan infiltrasi (penyusupan) adalah KKO/Marinir. Djoni Liem yang memiliki senjata khusus mematikan yakni bisa meluncurkan jarum, mata kail pancing, silet, dan beras dari mulutnya dengan jarak kurang lebih sekitar 30 meter dengan akurat dan memiliki kemampuan bela diri Kungfu.

Pada Kesempatan ini, Djoni Liem menceritakan pernah menjalani misi infiltrasi dan sabotase ke wilayah musuh. Namun, Djoni ditangkap pasukan Royal Army Inggris, di Malaysia. Saat tertangkap, Djoni memakai nama samaran, Than Chin Guan. Nama dari guru kungfunya, berulang kali diinterogasi oleh tentara Malaysia dan Singapura. Dia disiksa, tapi tetap saja Djoni menutup rapat identitas aslinya. Namun, identitas aslinya pun terkuak sebagai prajurit KKO. Dia akhirnya divonis hukuman mati. Sebelum dieksekusi, adanya perubahan situasi (perdamaian), Djoni Liem dibebaskan dalam keadaan hidup dan menetap di Surabaya, beliau berkata untuk mengenang 48 tahun silam operasi Dwikora, ia beruntung pulang dengan utuh seusai konfrontasi Ganyang Malaysia. Tapi teman-temannya, jangankan nyawa, kerangka pun tidak. Namun, dibalik kisah heroiknya, beliau masih ingat betapa hidupnya seperti diberkahi dalam peperangan, karena dia mendapatkan istri saat dalam penyamaran di Singapura, “ Jadi saat menyamar, saya bisa berkenalan dengan mantan pacar saya ini, lalu setelah perang berakhir, dia mau saya jadikan istri.” ujarnya sambil tersenyum mengenang masa lalu. Di akhir ceritanya, Djoni Liem berpesan kepada seluruh Taruna “Sebagai Calon Pemimpin dari Korps Marinir agar mampu membawa nama Korps Marinir semakin lebih besar dan kuat, saya percaya para adek-adek mampu dan pasti akan membuat kami para pejuang ini menjadi semakin bangga karna pernah menjadi bagian dari Korps Marinir”.

Diakhir kunjungan, para Taruna dibuat kagum dan heran dengan kemampuan yang ditunjukan mantan pasukan elit TNI AL ini dengan menyemburkan sabuah jarum dari mulutnya yang menancap pada sebatang bambu berukuran kecil dalam jarak + 30 meter dengan akurat. Para Taruna merasa kagum dan bangga karena bisa menyaksikan secara langsung kemampuan