Terputar

Title

Artist


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, program hilirisasi batubara masih terus berlanjut pada 2024. Sementara itu, untuk badan usaha

Ditulis oleh pada Januari 17, 2024

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, program hilirisasi batubara masih terus berlanjut pada 2024. Sementara itu, untuk badan usaha yang telah disetujui, belum akan memulai konstruksi hilirisasi pada tahun ini.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Lana Saria mengungkapkan, salah satu persyaratan dari perpanjangan PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) adalah memiliki program hilirisasi.

“Program hilirisasi yaitu pengembangan dan pemanfaatan batubara menjadi sumber energi lain, dengan badan usaha yang telah kita perpanjang memiliki rencana output yang berbeda-beda. Perencanaannya belum ada yang dimulai,” ujarnya dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja 2023 dan Program Kerja 2024 ESDM di kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Menurut Lana, sejumlah badan usaha masih menyiapkan studi kelayakan. Sedangkan beberapa lainnya, masih mencari mitra pihak ketiga untuk menjalankan konstruksi hilirisasi.

“Saat ini, badan usaha yang telah disetujui persetujuan hilirisasi, beberapa di antaranya tengah menyiapkan studi kelayakan dan ada yang sedang menjalankan konstruksi sembari mencari mitra yang bisa bersama menjalankan hilirisasi,” bebernya.

Lana memproyeksikan, konstruksi hilirisasi baru akan dimulai pada 2025 dengan rencana output yang berbeda-beda.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Indonesia Mining Association, Ezra Leonard Sibarani mengungkapkan, sumber daya batu bara Indonesia masih mencapai 99,19 miliar ton dengan cadangan 35,02 miliar ton. Asumsi produksi batu bara sebesar 700 juta ton per tahun, cadangan batu bara baru diperkirakan akan habis dalam 47-50 tahun ke depan.

Di sisi lain, jika batu bara digunakan sendiri untuk kebutuhan dalam negeri yang diproyeksikan mencapai 200 juta ton per tahun, dengan pertumbuhan tren kendaraan listrik (EV), umur cadangan batu bara dapat mencapai 150 tahun.

Ezra menyoroti saat ini tantangan utama dalam transisi energi ke arah penggunaan energi baru terbarukan adalah biaya yang besar, mencapai Rp 3.500 triliun. IMA pun merokemendasikan agar mempertimbangkan penggunaan batu bara lebih dari 2060 (target new zero emission) dengan konsep clean coal, untuk mengurangi emisi secara signifikan.