Deepfake menjadi salah satu ancaman nyata dalam perkembangan teknologi artificial intelligence
Ditulis oleh redaksi pada Desember 6, 2023
Deepfake menjadi salah satu ancaman nyata dalam perkembangan teknologi artificial intelligence (AI), apalagi menjelang Pemilu 2024. Bahkan menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, deepfake berpotensi menyebabkan disrupsi informasi.
Deepfake merupakan materi digital atau video rekayasa yang dibuat dengan bantuan AI, sehingga menghasilkan suara dan gambar yang terlihat dan terdengar asli atau meniru identitas orang lain.
“Keberadaan deepfake dengan pemanfaatan AI generatif telah memberikan kontribusi besar terhadap kekacauan informasi,” ungkap Nezar, dikutip dari Antara, Selasa (5/12/2023).
Nezar menyampaikan, kemajuan teknologi deepfake yang semakin canggih dapat memanipulasi informasi dan menciptakan konten yang sulit dibedakan antara yang asli dan palsu. Deepfake mampu menciptakan konten yang meniru baik gambar maupun suara, menjadikannya sesuatu yang baru. Teknologi ini sering dianggap sebagai ancaman serius terhadap ketertiban informasi, terutama dalam konteks politik.
Nezar memberikan contoh video viral yang menampilkan Presiden Joko Widodo yang dimanipulasi sehingga dapat berpidato lancar dalam bahasa Mandarin. Hal ini menciptakan citra yang tidak sesuai dengan kenyataan.
“Walaupun teknologi ini memberikan manfaat besar di sektor-sektor tertentu, seperti kesehatan dan transportasi, tetapi kita perlu menyadari kompleksitas dampak positif dan negatif AI,” tegas Nezar.
Untuk mengatasi kompleksitas tersebut, pemerintah berencana menerbitkan Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Panduan Etika Kecerdasan Buatan. Surat edaran ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk penggunaan AI yang etis dan transparan di masyarakat.