Pelatih timnas Jerman U-17, Christian Wueck, menyebut anak asuhnya memiliki karakteristik sebagaimana para pemain di era 80-an dan 90-an yang memiliki semangat tinggi
Ditulis oleh redaksi pada November 29, 2023
Pelatih timnas Jerman U-17, Christian Wueck, menyebut anak asuhnya memiliki karakteristik sebagaimana para pemain di era 80-an dan 90-an yang memiliki semangat tinggi.
Keunggulan mental membuat mereka tampil baik dan meraih kemenangan lewat adu penalti melawan Argentina dalam babak semifinal Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2023).
“Kami sangat bangga dan gembira untuk masuk ke babak final. Seperti yang saya bilang di awal, kami telah menantikan pertandingan hari ini. Tim kami memiliki karakteristik pemain Jerman seperti pada tahun 80-an dan 90-an. Mereka memiliki semangat dan akhirnya kami keluar sebagai tim pemenang,” ujarnya dalam konferensi pers seusai pertandingan kontra Argentina.
Ia juga bangga dengan mentalitas yang dimiliki anak asuhnya sehingga bisa memenangi laga meski harus melalui adu penalti lantaran di dua babak pertandingan skor akhir imbang 3-3.
Jerman unggul lebih dahulu lewat Paris Brunner. Namun, Argentina berbalik memimpin melalui dua gol yang semuanya dilesakkan Agustin Ruberto. Brunner mencetak gol keduanya pada babak kedua dan membawa skor imbang menjadi 2-2.
Max Moersradt membawa Jerman unggul menjadi 3-2. Namun, Ruberto mencetak gol ketiganya dan membuat pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti.
Saat adu penalti empat penendang Jerman Eric Da Silva, Robert Ramsak, Fayssal Harchoui, dan Paris Brunner berhasil melaksanakan tugasnya dan mencetak gol. Sementara hanya satu orang yang gagal, yakni Finn Jeltsch.
Sementara Argentina hanya Juan Gimenez dan Juan Villalba yang eksekusinya sukses membuahkan gol. Sementara dua penendang pertama mereka gagal, yakni Franco Mastantuono dan Claudio Echeverri.
Terkait jalannya laga, Christian mengakui jika anak asuhnya sempat lengah setelah mencetak gol pertama di babak pertama. Sehingga akhirnya Argentina bisa menyamakan kedudukan dan bahkan mengungguli Jerman di akhir babak pertama.
“Kami mengalami dua babak yang berbeda sebetulnya. Pada babak pertama, kami mampu mencetak gol 1-0 dengan kesempatan yang baik. Namun, kemudian kami sedikit lengah dan tidak bisa menyaingi Argentina yang kembali dengan kuat hingga babak pertama berakhir,” paparnya.
Untungnya, performa anak asuhnya di babak kedua membaik. Tak hanya menyeimbangkan kedudukan Noah Darvich dkk juga bisa unggul hingga skor berbalik menjadi 3-2 untuk Jerman.
“Pada saat istirahat saya bilang ke anak anak, tentu saja ini beban 2-1. Namun saya katakan bahwa kita harus belajar dari kesalahan. Itulah sebabnya kami bisa mencetak dua gol di babak kedua setelah kami memilih lebih agresif dan aktif dengan maju ke depan,” ungkapnya.
Terkait adu penalti, Christian mengatakan timnya bisa dibilang cukup beruntung apalagi ditunjang dengan performa penjaga gawang Konstantin Heide yang tampil sangat baik hingga bisa menepis dua tendangan pemain Argentina.
“Saya pikir Konstantin bermain sangat baik. Dia telah menyelamatkan kita di penalti dan tampil baik selama pertandingan. Paris juga sangat bagus mencetak gol pertama dan juga membuat kami menang di babak penalti,” ucapnya.
“Intinya kami memiliki pemain yang luar biasa di lapangan dan saya bangga dengan mereka,” imbuhnya.