Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan bahwa 16 dari 37 kasus cacar monyet atau monkeypox di Ibu Kota selama tahun 2023 telah selesai diisolasi atau telah dinyatakan sembuh
Ditulis oleh redaksi pada November 19, 2023
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan bahwa 16 dari 37 kasus cacar monyet atau monkeypox di Ibu Kota selama tahun 2023 telah selesai diisolasi atau telah dinyatakan sembuh.
“Ada 37 kasus positif pada tahun 2023, dengan tingkat positivitas polymerase chain reaction (PCR) mencapai 23 persen. Dari jumlah tersebut, 16 orang telah menyelesaikan periode isolasi, yang berarti mereka telah sembuh,” kata Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (18/11/2023).
Dari 37 kasus di Jakarta yang dilaporkan pada Jumat (17/11/2023) malam, semua pasien merupakan laki-laki berusia 25-50 tahun, mengalami gejala ringan dan tertular melalui kontak seksual.
Selanjutnya, dari jumlah tersebut, 21 pasien masih menjalani isolasi di rumah sakit. Ditemukan juga empat orang yang dicurigai atau berstatus suspek cacar monyet, sementara 123 orang menunjukkan hasil negatif pada tes PCR mereka.
“Persentase penerima vaksinasi mencapai 100 persen, dengan 495 orang dari target 495 orang telah divaksin,” kata Ngabila.
Dinkes DKI memastikan akan terus memantau perkembangan kasus cacar monyet di Jakarta dan Indonesia hingga 24 November 2023, berdasarkan prediksi inkubasi virus cacar monyet.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (17/11/2023), mengecam serangan udara dan darat Israel ke Gaza, dan mengatakan bahwa serangan terhadap anak-anak dan rumah sakit tidak ada dalam kitab suci umat Yahudi, Taurat.
“Menembaki rumah sakit atau membunuh anak-anak tidak ada dalam Taurat, Anda tidak bisa melakukannya,” kata Erdogan dalam jumpa pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin.
Erdogan sedang melakukan kunjungan yang kontroversial ke negara pembela setia Israel, Jerman. Pemimpin Turki itu mencap Israel sebagai negara teror dan berulang kali membela militan Hamas yang menguasai Gaza sebagai pembebas yang memperjuangkan tanah mereka.
Kedua pemimpin sempat saling bertukar kecaman mengenai perang Israel terhadap Hamas. Kanselir Olaf Scholz menekankan hak Israel untuk membela diri sementara Recep Tayyip Erdogan menuntut diakhirinya operasi militer Israel.
Sementara pembicaraan dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada Jumat pagi, Erdogan mengatakan bahwa serangan Israel terhadap tanah Palestina harus diakhiri dan reaksi seluruh dunia terhadap pelanggaran hak asasi manusia adalah hal yang penting.
Namun Scholz menyuarakan dukungannya terhadap perang Israel, dengan mengatakan bahwa perdamaian jangka panjang tidak dapat dibangun di wilayah tersebut kecuali Hamas kehilangan kemampuannya untuk melancarkan serangan.“Ada kebutuhan untuk memungkinkan pertahanan diri Israel,” katanya.