Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2023, mencapai 74,39, meningkat 0,62 poin atau 0,84 persen
Ditulis oleh redaksi pada November 16, 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2023, mencapai 74,39, meningkat 0,62 poin atau 0,84 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni di angka 73,77 pada 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan peningkatan IPM 2023 terjadi pada semua dimensi. Mulai dari dimensi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan hingga standar hidup layak.
“Seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan. Terutama standar hidup layak dan pengetahuan,” kata Pudji dalam keterangan resminya yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Terkait dengan standar hidup layak yang diukur berdasarkan indikator rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan), BPS mengungkapkan, standar hidup layak orang Indonesia adalah Rp 11.899.000 per tahun atau Rp 991.583 per bulan.
“Pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan) meningkat Rp 420.000 atau naik 3,66 persen dibandingkan 2022. Peningkatan ini lebih tinggi, dibandingkan rata-rata pertumbuhan per tahun selama 2020-2022, yaitu 2,09 persen,” ujarnya.
Pudji mengatakan, peningkatan tersebut berkat langkah strategis pemerintah yang telah dilakukan dalam rangka pembangunan manusia dari sisi ekonomi selama 2023.
“Dari sisi ekonomi, dalam rangka meningkatkan standar hidup layak, pemerintah berupaya menghapus kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan ekonomi dan peningkatan produktivitas,” jelasnya.
Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat
Sementara itu, terkait dengan dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada 2023 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 73,93 tahun.
Menurutnya, angka ini meningkat 0,23 tahun atau naik 0,31 persen dibandingkan dengan mereka yang lahir pada 2022. Peningkatan tersebut lebih tinggi, dibandingkan rata-rata pertumbuhan per tahun selama 2020 sampai dengan 2022 yaitu 0,22 persen.
Dalam hal ini, kata dia, pemerintah menggencarkan kampanye gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Mendorong pola hidup masyarakat, demi meningkatkan standar umur panjang dan hidup sehat di Indonesia.
“Pemerintah juga terus mendorong percepatan penurunan angka stunting pada balita sesuai dengan target RPJMN 2020-2024 yang turun hingga 14 persen,” paparnya.
Dimensi Pendidikan
Kemudian, terkait dengan dimensi pendidikan, harapan lama sekolah (HLS) bagi penduduk berusia 7 tahun pada 2023 juga mengalami peningkatan menjadi 13,15 tahun atau 0,05 tahun dari 13,10 tahun dari 2022.
Sementara itu, rata-rata lama sekolah (RLS) untuk penduduk yang berusia 25 tahun ke atas pada 2023 juga mengalami kenaikan yakni menjadi 8,77 tahun atau naik 0,08 tahun dari 8,69 tahun pada 2022.
Pudji menambahkan, peningkatan pada dimensi pendidikan ini sejalan dengan langkah pemerintah dalam mendorong kualitas SDM Indonesia, dengan merombak sejumlah kebijakan di bidang pendidikan.
“Antara lain, memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD. Kedua, pemerintah mendorong peningkatan partisipasi sekolah melalui program wajib belajar 12 tahun,” tandasnya.