Nadifa Damayanti (18 tahun), seorang mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) meninggal dunia saat mengikuti diklat pecinta alam di lereng Gunung Argopuro
Ditulis oleh redaksi pada November 12, 2023
Nadifa Damayanti (18 tahun), seorang mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) meninggal dunia saat mengikuti diklat pecinta alam di lereng Gunung Argopuro pada Sabtu (11/11/2023).
Gadis asal Balikpapan ini merupakan peserta pendidikan dasar (diklatsar) mahasiswa pecinta alam di wilayah hutan lindung di Kecamatan Arjasa, Jember.
Menurut anggota Basarnas Jember Rudy Prahara, dinihari sekitar pukul 03.00 WIB, pihaknya menerima permohonan evakuasi terhadap seorang mahasiswi yang sedang berada di kawasan lereng Argopuro, jauh dari pemukiman warga. Namun, mahasiswi itu baru dapat dievakuasi pukul 11.30 WIB ke Rumah Sakit dr Soebandi.
“Jadi, untuk proses evakuasi kita ada tim aju, kemudian kita bisa mengevakuasi korban tersebut ke Rumah Sakit Soebandi menjelang 11.30 WIB,” ujarnya.
Proses evakuasi terhadap korban ini terbilang lama karena medan menuju lokasi diklat sulit dilalui kendaraan, sehingga saat evakuasi berlangsung memakan waktu cukup lama.
“Dari lokasi diklat, korban itu sedikit jauh dari pemukiman, hanya mampu ditempuh dengan jalan kaki dan motor, korban hanya bisa dipanggul tanpa bisa memakai kendaraan bermotor, baru dari titik terakhir mobil bisa sampai diangkut menggunakan kendaraan 4×4 dan dipindah ke ambulans,” imbuh Rudy.
Terpisah, Kapolsek Arjasa Iptu Agus mengungkapkan, denyut nadi korban masih terasa saat digotong ke kendaraan. “Waktu dievakuasi menurut keterangan saksi, korban masih dalam keadaan hidup, tetapi begitu sampai di Rumah Sakit dr Soebandi itu, korban sudah dinyatakan meninggal dunia,” terangnya.
Masih belum diketahui apa penyebab kematian mahasiswi itu. Hingga kini, jenazah korban masih berada di Instalasi Kamar Mayat RS dr. Soebandi, menunggu kedatangan pihak keluarga korban yang masih dalam perjalanan menuju Jember.
“Kalau kita selaku penyidik dari Polsek melihat kematiannya bukan karena sakit di rumah sakit, kemauan kita harus di autopsi, tetapi kita saat menghubungi keluarganya, dengan pihak kampus, keluarganya meminta untuk tidak di autopsi dulu menunggu kedatangannya perjalanan menuju Jember,” tegas Iptu Agus.