Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa daun kelor, yang kaya akan nutrisi dan vitamin, dapat menjadi pilihan makanan sangat baik untuk memperbaiki kondisi gizi anak,
Ditulis oleh redaksi pada November 1, 2023
Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa daun kelor, yang kaya akan nutrisi dan vitamin, dapat menjadi pilihan makanan sangat baik untuk memperbaiki kondisi gizi anak, terutama bagi mereka mengalami stunting.
Dokter Andree Hartanto, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, mengungkapkan temuan ini. Menurutnya,
daun kelor memiliki kalsium empat kali lebih tinggi dari susu dan vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk jika dibandingkan per seratus gram.
“Selain kandungan kalsium dan vitamin C yang tinggi, daun kelor juga mengandung tingkat protein nabati tertinggi di antara semua jenis sayuran, serta kaya akan kalsium, vitamin B, dan zat besi,” kata dia Senin (30/10/2023).
Studi ilmiah sebelumnya juga telah membuktikan manfaat daun ini bagi kesehatan tubuh, terutama dalam meningkatkan gizi anak-anak yang mengalami stunting.
“Meskipun tidak ada susu sapi, Tuhan menciptakan daun yang tinggi kalsium dan vitamin D juga,” ungkap dr Andree.
Selain bermanfaat untuk anak-anak, daun ini juga memiliki manfaat besar bagi ibu hamil. Konsumsi daun kelor dapat meningkatkan kadar zat besi sebelum dan selama kehamilan serta saat menyusui, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko anak mengalami stunting.
Meskipun daun kelor memiliki manfaat luar biasa, dr Andree menekankan bahwa konsumsi daun kelor saja tidak cukup untuk memulihkan kondisi fisik anak yang mengalami stunting. Ibu juga perlu memastikan anak-anak mereka mengonsumsi protein hewani dan nabati dengan cukup dan seimbang.
Selain itu, penanganan stunting memerlukan pendekatan yang holistik, dan bukan hanya sebatas memastikan konsumsi makanan bergizi bagi anak-anak, kata dr Andree.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2022, kasus stunting di Indonesia mencapai 21,6% dari populasi balita, menurun dari angka tahun sebelumnya yang mencapai 24,4%. Sementara itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mengurangi jumlah kasus stunting menjadi 14% pada tahun 2024.