Israel dilaporkan menyiapkan senjata baru yang disebut bom spons untuk berperang di terowongan bawah tanah di Gaza, yang dibangun kelompok militan Hamas.
Ditulis oleh redaksi pada Oktober 27, 2023
Israel dilaporkan menyiapkan senjata baru yang disebut bom spons untuk berperang di terowongan bawah tanah di Gaza, yang dibangun kelompok militan Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menguji bom kimia tersebut, yang tidak mengandung bahan peledak tetapi digunakan untuk menutup celah atau pintu masuk terowongan tempat para pejuang Hamas dapat muncul.
IDF belum mengomentari penggunaan bom spons, yang menciptakan ledakan tiba-tiba berupa busa yang mengembang dengan cepat dan kemudian mengeras.
Tentara Israel pernah mengerahkan perangkat tersebut selama latihan militer pada tahun 2021. Tentara Israel telah membuat sistem terowongan tiruan di pangkalan militer Tze’Elim dekat perbatasan dengan Gaza.
Pasukan Israel diyakini akan menghadapi pertempuran berdarah di terowongan yang dikenal sebagai Metro Gaza, ketika mereka melancarkan invasi darat. Jaringan terowongan tersebut diperkirakan memiliki panjang ratusan mil dan banyak berisi jebakan.
Di lokasi inilah Hamas kemungkinan menyandera 200 lebih orang dari Israel selatan yang dibawa saat serangan mendadak pada 7 Oktober 2023 lalu.
Keberadaan bom spons akan mencegah tentara Israel disergap saat mereka bergerak ke dalam terowongan, dan menutup celah yang bisa digunakan Hamas untuk menyerang.
Bom spons tersimpan dalam wadah plastik. Perangkat khusus ini memiliki partisi logam yang memisahkan dua cairan. Setelah penghalang ini diekstraksi, senyawa tersebut akan bercampur saat tentara Israel melemparkannya.
Tim khusus di korps teknik IDF telah dikelompokkan ke dalam unit pengintaian terowongan, dan mereka dilengkapi dengan sensor darat dan udara, radar penembus tanah, dan sistem pengeboran khusus untuk menemukan lokasi terowongan.
Mereka juga telah diberikan peralatan khusus untuk melihat saat berada di bawah tanah.
Kacamata penglihatan malam standar memerlukan elemen cahaya sekitar agar dapat bekerja secara efektif, tetapi karena semua cahaya alami terhalang saat bergerak di bawah tanah, pasukan akan mengandalkan teknologi termal untuk melihat dalam kegelapan total.
Israel juga mungkin menggunakan robot dan drone untuk membantu menavigasi terowongan, tetapi sejauh ini, terdapat kesulitan dalam mengoperasikan terowongan tersebut.
Beberapa robot akan dikendalikan oleh kabel yang keluar dari bagian belakang perangkat. Yang lain akan bergantung pada gelombang radio standar, tetapi sinyal radio menurun dengan cepat di bawah tanah.