Terputar

Title

Artist


Sejumlah perusahaan e-commerce atau toko online diharapkan mendapatkan keuntungan dari penutupan TikTok Shop, mengingat bahwa platform media sosial ini pernah menjadi ancaman bagi bisnis e-commerce di Indonesia

Ditulis oleh pada Oktober 9, 2023

Sejumlah perusahaan e-commerce atau toko online diharapkan mendapatkan keuntungan dari penutupan TikTok Shop, mengingat bahwa platform media sosial ini pernah menjadi ancaman bagi bisnis e-commerce di Indonesia.

Menurut Muhammad Nafan Aji Gusta, seorang analis senior di PT Mirae Asset Sekuritas, penutupan TikTok Shop dapat berperan positif dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan e-commerce di Indonesia. “Kami mengapresiasi ketegasan pemerintah dalam mendukung persaingan yang adil, dengan memastikan bahwa TikTok Shop juga mematuhi peraturan perdagangan daring, seperti e-commerce lainnya,” ungkapnya seperti yang dilaporkan oleh Investor Daily pada Minggu (8/10/2023).

Dalam rekomendasi perdagangannya, dia menyarankan untuk tetap memegang saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan target harga Rp 88 dalam jangka pendek. Selain itu, dia merekomendasikan untuk mengakumulasi saham PT Bukalapak Tbk (BUKA) dengan target harga Rp 268 dalam jangka menengah. Pada Jumat (8/10/2023), saham GOTO dan BUKA masing-masing ditutup pada harga Rp 84 dan Rp 212.

Nafan melanjutkan, pihaknya percaya bahwa BUKA dan GOTO memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan laba meskipun mereka belum mencapai tingkat profitabilitas yang diinginkan.

Seorang analis lain dari Mirae Asset, Rizkia Darmawan, pernah menyebutkan bahwa TikTok Shop memiliki potensi menjadi pemain kuat di pasar Indonesia. Hal ini didukung oleh jumlah pengguna TikTok di Indonesia yang mencapai 113 juta pada April 2023, atau sekitar 40% dari populasi Indonesia menurut riset Statista. “Analisis kami tentang potensi pertumbuhan TikTok Shop dalam industri ini menunjukkan prospek yang cerah dengan ekspansi ke kategori-kategori produk baru,” jelasnya.

Namun, Darmawan juga menjelaskan bahwa TikTok Shop memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan pemain lain dalam berbagai aspek, termasuk sasarannya, yakni wanita muda dan produk-produk yang fokus pada fast moving consumer good (FMCG), kecantikan, dan perawatan kulit.

“Dalam banyak kasus, pembelian di TikTok Shop bersifat impulsif dan kurang terencana dibandingkan dengan pembelian yang dilakukan oleh pelanggan Tokopedia (yang merupakan lini bisnis GOTO),” tambah Darmawan.

JP Morgan baru-baru ini mengeluarkan target harga baru untuk saham GOTO, yang dapat mencapai Rp 135 hingga akhir tahun 2024 sebagai dampak dari penutupan TikTok Shop. JP Morgan juga mengidentifikasi tiga faktor positif yang dapat mendukung kinerja harga saham GOTO dalam jangka pendek.

Pertama adalah disahkannya Peraturan Kementerian Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 pada 26 September, yang mengatur pemisahan e-commerce dari media sosial dan pembatasan transaksi lintas batas. Kedua, TikTok tidak lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di TikTok Shop pada 4 Oktober, sebagai langkah kepatuhan terhadap peraturan setempat. Ketiga, GOTO mengumumkan investasi baru sebesar US$ 150 juta melalui obligasi yang dapat ditukarkan dalam jangka waktu 5 tahun yang dipimpin oleh IFC.

JP Morgan memberikan peringkat “overweight” (OW) pada saham GOTO karena perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia ini dianggap sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia. Transaksi bruto mencapai US$ 41 miliar atau setara dengan 3,5% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2022.