Asian Games 2022 yang digelar pada 2023 telah digelar sejak 23 September 2023 dan akan berlangsung hingga 8 Oktober mendatang
Ditulis oleh redaksi pada Oktober 5, 2023
Asian Games 2022 yang digelar pada 2023 telah digelar sejak 23 September 2023 dan akan berlangsung hingga 8 Oktober mendatang.
Kontingen Indonesia datang ke ajang multievent yang digelar di Hangzhou, Tiongkok berkekuatan 576 orang yang terdiri terdiri dari 413 atlet, 132 ofisial, dan 28 tim Chef de Mission (CdM). Tim Merah Putih bertanding dalam 31 cabang olahraga.
Kontingen Indonesia semula menargetkan masuk 12 besar pada Asian Games kali ini. Namun, target itu direvisi setelah Presiden Joko Widodo meminta Indonesia harus masuk 10 besar.
“Jangan 12 lah, saya minta masuk ke 10 besar. Saya tahu menjadi tuan rumah dan tidak menjadi tuan rumah itu beda, saya tahu. Jadi kembali lagi target saya masuk ke 10 besar, biasanya hitungan saya enggak meleset,” kata Jokowi saat pelepasan kontingen Indonesia, Selasa (19/9/2023) di Jakarta, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Target meraih 12 medali emas dan finis di posisi 12 besar, yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, dianggap sebagai tujuan yang realistis.
Jumlah tersebut tidak sampai setengah dari prestasi pada Asian Games 2018, saat Indonesia menjadi tuan rumah dan berhasil meraih 31 medali emas serta menempati peringkat ke-4 secara keseluruhan.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menjelaskan bahwa salah satu pertimbangan utama dalam menetapkan target medali emas untuk Asian Games 2023 adalah kenyataan bahwa Indonesia tidak dapat lagi mengandalkan cabang olahraga pencak silat seperti yang terjadi pada edisi sebelumnya. Pasalnya, pada kali ini pencak silat tidak masuk dalam daftar cabang yang dipertandingkan.
“Memang, target medali untuk tahun 2023 akan lebih rendah dibandingkan dengan Asian Games 2018, karena pada saat itu kita menjadi tuan rumah. Pencak silat memberikan kontribusi hampir 50 persen dari total medali yang kita raih,” ujar Dito.
Pada Asian Games 2018, pencak silat menjadi penyumbang terbesar medali emas dengan meraih 14 medali emas dari total 31 medali emas yang diraih oleh Indonesia.
Sisanya, 3 medali emas berasal dari panjat tebing, sementara cabang olahraga seperti bulu tangkis, paralayang, dan sepeda gunung masing-masing meraih 2 medali emas.
Selain itu, cabang olahraga seperti dayung, sepak takraw, wushu, jetski, angkat besi, karate, tenis, dan taekwondo masing-masing menyumbang 1 medali emas.
“Tim telah melakukan penilaian terhadap seluruh atlet berdasarkan data dan pencapaian mereka sebelumnya. Oleh karena itu, kami memohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar kontingen Indonesia dapat meraih prestasi gemilang di Asian Games dan Asian Para Games,” imbuh Dito.
Cabang bulu tangkis sendiri bertekad memperbaiki perolehan medali emas pada Asian Games kali ini. Jika pada tahun 2018, cabang tepok bulu ini menyabet 2 emas, pada Asian Games 2022, PBSI membidik 3 emas.
Pada 2018 lalu, bulu tangkis menyumbang 2 emas, 2 perak, dan 4 perunggu dari 7 nomor. Emas tim Merah Putih disumbangkan tunggal putra Jonatan Christie serta dan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dalam nomor ganda putra.
“Namun, saya memiliki cita-cita bisa melebihi dari target itu. Kami rela berlatih lebih berat untuk mewujudkan hal itu,” ungkap Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI Rionny Mainaky.
Namun, hasil di lapangan jauh dari harapan. Di nomor beregu, Indonesia sama sekali tak kebagian medali. Di nomor beregu putri Indonesia, yang langsung lolos ke perempat final karena mendapat bye, menyerah kepada Tiongkok, 0-3.
Di partai pertama, Gregoria harus mengakui ketangguhan Chen Yu Fei dua gim langsung 14-21, 12-21. Indonesia gagal membalas di partai kedua setelah Apriyani/Fadia juga harus menelan kekalahan. Apriyani/Fadia kalah dari Chen Qingchen/Jia Yi Fan 12-21, 21-19, 20-22.
Langkah Indonesia dipastikan terhenti setelah di partai ketiga, Putri KW kalah dari He Bingjiao. Mampu memberikan perlawanan sengit selama 56 menit, Putri KW akhirnya menyerah dua gim langsung 15-21, 19-21.
Hal yang sama terjadi di beregu putra. Indonesia yang juga langsung tampil di perempat final langsung tersisih dalam aksi perdananya. Jonatan Christie dan kawan-kawan menyerah 1-3 kepada Korea Selatan.
Tim Merah Putih sempat memimpin setelah tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting menundukkkan Jeon Hyeok Jin, 21-15 dan 21-17. Namun, Korsel mampu menyamakan kedudukan setelah dalam partai kedua ganda putra Fajar Alfian Indonesia.
Dalam partai kedua, ganda putra Muhammad Rian Ardianto menyerah kepada Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae, 21-11, 22-24, dan 17-21.
Dalam partai ketiga tunggal putra Jonatan Christie juga menyerah kepada Lee Yun Gyu, 15-21 dan 16-21. Korsel memastikan kemenangan setelah ganda putra Kim Won Ho/Na Sung Seung menundukkan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, 21-18 dan 21-17.
Setelah gagal di nomor beregu, Indonesia tentu sangat berharap dari nomor perorangan. Peluang menyabet medali emas sebenarnya cukup besar dari tunggal putra.
Anthony Sinisuka Ginting yang bertengger di posisi kedua dunia, menjadi unggulan pertama di Asian Games. Skuad Merah Putih juga masih memiliki Jonatan Christie yang merupakan juara bertahan Asian Games.
Namun, Jojo dipastikan gagal mengulang prestasi yang diraihnya lima tahun lalu di Jakarta. Pebulu tangkis berusia 26 tahun ini sudah tersisih di babak 32 besar atau fase pertama.
Jojo, tunggal putra urutan 8 dunia, gagal melaju ke 16 besar setelah tumbang 17-21 dan 17-21 di tangan pebulu tangkis wakil Taiwan peringkat 13 dunia, Chou Tien Chen. Jojo menyerah setelah bermain 47 menit.
Harapan satu-satunya di nomor ini ada di pundak Anthony Sinisuka Ginting. Pebulu tangkis asal Cimahi ini akan tampil di perempat final setelah menghentikan perlawanan Jia Heng Teh, 21-14 dan 21-18.
Di babak delapan besar, Kamis (5/10/2023) Ginting akan bertemu Li Shi Feng dari Tiongkok. Ginting punya modal bagus melawan Li. Dalam empat pertemuan yang telah terjadi di antara mereka, Ginting selalu menang.
Jika sukses melewati Li, Ginting akan bertemu pemenang antara Lee Zii Jia dari Malaysia melawan wakil India, Prannoy HS.
Ginting memiliki rekor bagus melawan Lee. Dia telah 6 kali bertemu dengan Lee dan menang 5 kali. Sementara melawan Prannoy, Ginting memiliki rekor kalah tipis 2-3.
Indonesia juga masih memelihara asa meraih medali emas dari cabang bulu tangkis dari nomor ganda putra. Pasangan nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, melaju ke perempat final setelah mengalahkan ganda Thailand, Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul, 21-15 dan 21-15.
Pada babak perempat final, Fajar/Rian akan ditantang ganda Taiwan Lee Yang/Wang Chi-Lin. Fajar/Rian difavoritkan karena sudah menaklukkan Lee/Wang empat kali dalam enam pertemuan.
Jika mampu menundukkan Lee/Yang, Fajar/Rian akan bertemu pemenang antara Choi Sol Gyu/Kim Won Ho dari Korea Selatan melawan ganda Hong Kong, Law Cheuk Him/Yeung Shing Choi.
Fajar/Rian memiliki rekor bagus melawan Choi/Kim karena selalu menang dalam tiga pertemuan dengan ganda Korsel itu. Fajar/Rian belum pernah bertemu pasangan Law/Yeung. Namun Fajar/Rian pernah bertemu Law ketika berpasangan dengan Or Chin Chung dan menang.Catatan ini membuat Fajar/Rian difavoritkan melaju ke final. Peluang merebut emas pun tetap besar bagi Fajar/Rian.
Harapan Indonesia meraih medali emas dari ganda putri pupus setelah dua wakilnya, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi tumbang di 16 besar. Apriyani/Fadia terhenti setelah tak mampu melanjutkan pertandingan saat melawan ganda Jepang yang juga unggulan keempat, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Ganda Indonesia tak dapat melanjutkan pertandingan karena Apriyani cedera betis.
Satu ganda putri Indonesia lainnya, Febriana/Amalia, gagal melaju ke babak selanjutnya lantaran dikalahkan pasangan Tiongkok yang juga unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, 5-21 dan 17-21.
Satu lagi harapan Indonesia ada pada nomor tunggal putri, yakni Gregoria Mariska Tunjung. Pemain kelahiran Wonogiri ini sukses memetik tiket delapan besar setelah menaklukkan pemain Malaysia, Goh Jin Wei, 21-6 dan 21-12.
Pada babak perempat final, Gregoria akan bertemu Aya Ohori dari Jepang. Di atas kertas, Gregoria seharusnya bisa mengatasi pebulu tangkis peringkat 20 ini. Keduanya pernah dua kali bertemu dan selalu dimenangkan Gregoria.
Namun, peluang Gregoria untuk melaju hingga ke partai puncak tergolong sangat berat. Jika berhasil melewati Ohori, Kamis (5/10/2022), Gregoria akan bertemu pemenang antara He Bing Jiao dan Pusarla V Sindhu.
Gregoria memiliki rekor buruk baik menghadapi Pusarla maupun He. Gregoria sudah 10 kali melawan Pusarla dan kalah dalam 8 pertemuan. Sementara melawan He, Gregoria sudah enam kali bertemu wakil Tiongkok itu dan kalah 4 kali.
Melihat persaingan ini, ambisi Indonesia merebut tiga emas dari cabang bulu tangkis pada Asian Games sepertinya sangat kecil terwujud.