Terputar

Title

Artist


 Dolar Amerika Serikat (AS) dilaporkan menguat di tengah isu data pengangguran yang diklaim berkurang. Dolar AS menunjukkan kekuatan yang signifikan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya dalam penutupan perdagangan

Ditulis oleh pada September 22, 2023

Dolar Amerika Serikat (AS) dilaporkan menguat di tengah isu data pengangguran yang diklaim berkurang. Dolar AS menunjukkan kekuatan yang signifikan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya dalam penutupan perdagangan Kamis (21/9/2023) atau Jumat (22/9/2023) pagi.

Ini memberikan indikasi positif terhadap kondisi ekonomi AS. Penurunan klaim pengangguran mingguan AS ke level terendah dalam delapan bulan menjadi salah satu pendorong utama penguatan ini, sementara pasar tenaga kerja tetap berada dalam kondisi ketat.

Indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mengalami kenaikan sebesar 0,23% dan berakhir pada angka 105,3620 di sesi perdagangan terakhir.

Laporan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Kamis (21/9/2023) menunjukkan bahwa klaim awal tunjangan pengangguran turun sebanyak 20.000, mencapai angka penyesuaian musiman 201.000 untuk pekan yang berakhir pada 16 September. Angka ini merupakan yang terendah sejak bulan Januari.

Selain itu, laporan tersebut juga mencatat bahwa jumlah pengangguran pada awal bulan September mencapai angka terendah sejak bulan Januari.

Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS, mengatakan, perekonomian ini tidak menunjukkan tanda-tanda melambat yang mengisyaratkan bahwa inflasi tidak akan kembali ke targetnya.

Dia juga menyarankan agar Federal Reserve bertindak bijaksana dengan menahan kenaikan suku bunga untuk saat ini, meskipun tampaknya kenaikan bisa menjadi suatu kebutuhan mendesak.

Selain itu, indeks difusi yang mengukur aktivitas umum dalam Survei Manufaktur Federal Reserve Philadelphia mengalami penurunan tajam menjadi minus 13,5 pada bulan September, turun dari angka 12 pada bulan Agustus. Meskipun demikian, penurunan ini tampaknya tidak memberikan dampak signifikan terhadap kekuatan dolar AS.

Sementara itu, Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Swiss (SNB) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level yang tidak berubah pada Kamis (21/9/2023). Meskipun sebagian besar ekonom memperkirakan kedua bank ini akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi, hal ini tidak terjadi karena inflasi masih tetap tinggi di Inggris dan Swiss.

“Inflasi telah turun drastis dalam beberapa bulan terakhir, dan kami pikir hal itu akan terus berlanjut,” ujar Gubernur BoE, Andrew Bailey. Namun, dia menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk merasa puas dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.

Akibat penguatan dolar AS, euro turun menjadi US$ 1,0662 dari US$ 1,0686 dalam sesi sebelumnya, sementara pound Inggris turun menjadi US$ 1,2291 dari US$ 1,2362.

Dolar AS juga terpantau berada pada level 147,5180 yen Jepang, turun dari 147,9800 yen Jepang dalam sesi sebelumnya. Terhadap franc Swiss, dolar AS menguat menjadi 0,9040 dari 0,8969 franc Swiss, dan terhadap dolar Kanada, dolar AS naik menjadi 1,3469 dari 1,3437 dolar Kanada. Selain itu, dolar AS juga mengalami kenaikan terhadap krona Swedia, mencapai 11,1616 dari 11,0915 krona Swedia.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan