Sebagai dokter gadungan, Susanto tergolong lihai dalam melancarkan aksinya. Bahkan, hingga 2 tahun melakukan praktik sebagai dokter tak ada yang menaruh curiga
Ditulis oleh redaksi pada September 15, 2023
Sebagai dokter gadungan, Susanto tergolong lihai dalam melancarkan aksinya. Bahkan, hingga 2 tahun melakukan praktik sebagai dokter tak ada yang menaruh curiga, baik dari pasien maupun pegawai yang bekerja bersama. Susanto mengaku belajar ilmu kedokteran dari Youtube.
Dari catatan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak Surabaya, terdakwa Susanto nampaknya sudah terbiasa dan paham cara melakukan aksinya dalam berpura-pura sebagai dokter agar tidak mencurigakan.
Kasi Intel Kejari Tanjung Perak Surabaya, Jemmy Sandra mengungkapkan bahwa Susanto sengaja mengincar jabatan sebagai dokter first aid atau dokter yang hanya memeriksa kesehatan pegawai. Sebab, ia hanya bisa mempelajari ilmu dasar dari kedokteran saja, salah satunya seperti mengecek tekanan darah. “Menurut pengakuan dia (Susanto), memang yang diincar adalah lowongan di dokter first aid. Karena kan tugasnya hanya mengecek kesehatan karyawan, sehingga tidak pernah mengeluarkan resep dan mengobati,” terang Jemmy, Kamis (14/9/2023).
Lebih lanjut Jemmy menegaskan bahwa Susanto selama ini tidak pernah belajar ilmu kesehatan secara akademis. Pengetahuan perihal ilmu kedokteran didapat secara otodidak melalui Youtube.
“Dia bisa cek tensi dan lain-lain yang hal-hal dasar secara otodidak. Menurut pengakuan dia, tidak pernah belajar ilmu kedokteran secara khusus di kampus, tapi belajar secara otodidak melalui Youtube, lalu punya teman-teman di lingkungannya ada dokter dan perawat, dia juga belajar dari situ,” ujar Jemmy.
Diketahui sebelumnya, Susanto yang merupakan lululsan SMA tersebut melamar sebagai dokter di PT PHC pada tahun 2020. Dalam lamarannya ia menggunakan identitas palsu yakni dokter bernama Anggi Yuritno.
Dengan berbagai dokumen persyaratan palsunya ia akhirnya diterima. Dia pun ditugaskan di Occupational Healt and Industrial Hygiene (OHIH) di Pertamia Cepu, Jawa Tengah. Susanto sudah bekerja selama dua tahun di tempat tersebut.
Aksinya terbongkar saat akan dilakukan perpanjangan kontrak kerja. Pihak PT PHC menemukan kejanggalan data saat melakukan rekrudensial ulang, mulai dokumen terkait keprofesian seperti STR yang harus diperbarui. Setelah dilakukan investigasi akhirnya diketahui bahwa data yang digunakan Susanto tersebut semuanya palsu.