Terputar

Title

Artist


Perusahaan keamanan siber Kaspersky telah mengeluarkan peringatan kepada para orang tua mengenai bahaya yang dapat mengintai anak-anak jika berselancar di media sosial tanpa pengawasan

Ditulis oleh pada Agustus 24, 2023

Perusahaan keamanan siber Kaspersky telah mengeluarkan peringatan kepada para orang tua mengenai bahaya yang dapat mengintai anak-anak jika berselancar di media sosial tanpa pengawasan.

Di Indonesia, seperti juga di banyak bagian dunia lainnya, para orang tua saat ini sedang mendidik anak-anak yang sangat terhubung dengan teknologi, dan salah satu fokus utama mereka adalah untuk mencegah anak-anak mereka menjadi korban kejahatan siber.

Situasi ini dapat dimaklumi mengingat anak-anak saat ini berisiko terpapar oleh berbagai ancaman seperti upaya pengaruh dari orang asing, perundungan daring, dan bahkan pencurian informasi pribadi di lingkungan sekolah.

General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, mengatakan orang tua di Indonesia, seperti halnya di belahan dunia lainnya, saat ini sedang menghadapi tantangan dalam mendidik anak-anak yang hidup dalam konektivitas tinggi.

“Upaya terbesar mereka adalah untuk melindungi anak-anak mereka dari menjadi sasaran kejahatan siber yang beragam. Tidak ada yang dapat disalahkan dalam situasi ini karena anak-anak sekarang berhadapan dengan risiko seperti godaan dari orang asing, ancaman perundungan daring, dan bahkan risiko pencurian informasi pribadi,” kata dia Selasa, (22/8/2023).

Kaspersky telah mengidentifikasi setidaknya tiga jenis ancaman utama yang dapat mengancam anak-anak di dunia maya. Ancaman pertama adalah dari orang asing, yang mencakup predator seksual, penipu, dan tindakan pemerasan seksual yang melibatkan aktivitas seksual.

Ancaman kedua datang dari teman sebaya, yang meliputi perundungan daring, pemerasan seksual, dan perilaku negatif lainnya. Ancaman ketiga berasal dari diri sendiri, seperti berbagi informasi secara berlebihan, intimidasi, serta tindakan mengunduh atau menyebarkan konten ilegal.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Center for Digital Society pada tahun 2021 terhadap pelajar usia 13-18 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 1.895 siswa atau 45,35% dari responden telah menjadi korban perundungan daring, sementara 1.182 siswa atau 38,41% dari responden adalah pelaku perundungan.

Laporan Kaspersky pada Februari 2023 juga mengungkapkan bahwa Generasi Z, yang memiliki rentang usia 11-26 tahun, adalah kelompok yang cenderung melakukan oversharing atau berbagi terlalu banyak informasi pribadi di dunia maya. Meskipun memiliki pengetahuan tentang keamanan online, Generasi Z masih rentan terhadap penipuan. Dalam survei yang dilakukan, sekitar 55% dari responden mengaku telah memasukkan informasi pribadi mereka ke dalam media sosial, seperti nama, tanggal lahir, dan lokasi.

Lebih lanjut, hasil survei menunjukkan bahwa 72% dari Generasi Z yang diwawancarai tidak dapat membedakan antara penipuan phishing dan 26% dari mereka telah menjadi korban dari penipuan jenis tersebut. Untuk membantu para orang tua melindungi anak-anak mereka di dunia maya, Kaspersky telah menyusun enam tips penting:

1. Rutin berkomunikasi dengan anak
Para ahli psikologi merekomendasikan agar para orang tua meluangkan waktu 10 menit setiap hari sebelum tidur untuk berbicara dengan anak-anak mereka, termasuk membahas aktivitas online mereka. Anak-anak perlu diajak berbicara tentang pengalaman positif dan negatif mereka selama beraktivitas di internet.

2. Edukasi diri sendiri dan anak
Agar bisa berdiskusi dengan anak-anak tentang dunia maya, para orang tua perlu memahami dunia tersebut dengan baik. Ini melibatkan membaca tentang tren teknologi, permainan, dan platform media sosial yang digunakan oleh anak-anak.

3. Ciptakan suasana terbuka dan nyaman
Hal terbaik adalah jika para orang tua bisa menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman yang membuat mereka tidak nyaman, terancam, atau tidak bahagia. Anak-anak harus merasa mereka bisa berbicara dengan orang dewasa yang dipercayai, terutama orang tua, jika mereka menghadapi pesan ancaman atau perilaku tidak pantas.

4. Tetapkan batasan
Para orang tua perlu menetapkan aturan yang jelas dan sesuai dengan usia anak-anak tentang perilaku yang diperbolehkan dan yang tidak di dunia maya. Alasan di balik aturan ini juga perlu dijelaskan kepada anak-anak, termasuk konsekuensinya jika aturan tersebut dilanggar.

5. Manfaatkan teknologi yang tersedia
Para orang tua tidak dapat mengawasi anak-anak mereka secara konstan dalam beraktivitas online. Oleh karena itu, mereka dapat menggunakan perangkat lunak kontrol orang tua untuk mengatur batasan-batasan tertentu, seperti waktu berinternet anak dan jenis konten yang boleh diakses.

6. Cari bantuan
Setiap keluarga memiliki cara pandang yang berbeda terkait penggunaan internet. Oleh karena itu, ada baiknya para orang tua mencari cara yang paling sesuai dengan nilai dan situasi keluarga masing-masing. Jika diperlukan, bantuan dari pihak berwenang, seperti penegak hukum, juga bisa diminta untuk melindungi anak-anak dan keluarga dari ancaman di dunia maya


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan