Jalanan di Kota Bangkok mendadak dipenuhi banyak orang berkaus merah untuk menyambut kepulangan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra yang meninggalkan negara itu 15 tahun
Ditulis oleh redaksi pada Agustus 23, 2023
Jalanan di Kota Bangkok mendadak dipenuhi banyak orang berkaus merah pada Selasa (22/8/2023) untuk menyambut kepulangan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra yang meninggalkan negara itu 15 tahun lalu.
Sejak Senin malam sebelum kedatangannya, banyak pendukung kaus merah melakukan perjalanan sepanjang malam dari provinsi-provinsi di wilayah timur laut, basis utama pendukung Thaksin. Mereka bernyanyi dan menari menyambut kedatangan Thaksin pertama kalinya ke negara kerajaan itu, sejak meninggalkan Thailand pada 2008.
Thaksin tiba di Bandara Don Mueang, dan langsung dibawa ke gedung Mahkamah Agung, tempat ia menjalani hukuman pidana yang dijatuhkan pihak militer kepadanya.
“Saya hanya ingin melihat wajahnya,” kata pensiunan Panee Lobtong (57) tahun, kepada AFP setelah ia naik bus malam dari utara Chiang Mai.
Ia mengenakan kaus merah dengan bertuliskan “Thaksin Shinawatra, PM di hati kita” .
Pendukung kaus merah lainnya, Chawang Kaewsiri (74), khawatir Thaksin bisa menghadapi hukuman penjara bertahun-tahun. “Apa pun bisa terjadi,” katanya.
Chawang termasuk di antara puluhan ribu pengunjuk rasa yang membanjiri Bangkok pada 2009 dan 2010 untuk menuntut pemilihan baru setelah Thaksin digulingkan dalam kudeta militer dan sebagian besar kekayaannya disita oleh perintah pengadilan.
Protes itu berakhir dengan tindakan keras militer yang menewaskan hampir 100 orang dan membuat Kota Bangkok bagaikan arena medan perang. “Saya selamat dari peluru,” kenangnya.
Selain di bandara, pendukung Thaksin juga membanjiri halaman gedung MA Thailand. “Saya sangat mencintainya,” kata Porn, seorang wanita berusia 74 tahun, di luar Mahkamah Agung, tempat Thaksin diperintahkan menjalani hukuman delapan tahun penjara.
Porn mengatakan, dia juga berada di garis depan protes pada tahun 2009, menghadapi gas air mata selama demonstrasi.
“Saya harus menyelinap keluar untuk memprotes karena anak-anak saya tidak mengizinkan saya keluar. Mereka mengkhawatirkan keselamatan saya,” katanya.
Porn mendesak pihak berwenang untuk mengampuni Thaksin karena usianya. “Dia telah melakukan begitu banyak hal baik untuk negara, dia seharusnya tidak dipenjara.”
Demam kembalinya Thaksin juga melanda warga kota, dengan tiket lotere yang menampilkan nomor-nomor yang terkait dengan kepulangannya, mulai dari nomor penerbangan hingga pelat nomor mobilnya, dilaporkan terjual habis.