Harga Bitcoin (BTC) tengah berjuang untuk tetap di atas angka US$ 26.000 dan diperkirakan akan menguji resistensi dinamis moving average (MA) 200 sekitar US$ 27.250.
Ditulis oleh redaksi pada Agustus 23, 2023
Harga Bitcoin (BTC) tengah berjuang untuk tetap di atas angka US$ 26.000 dan diperkirakan akan menguji resistensi dinamis moving average (MA) 200 sekitar US$ 27.250. Jika tidak mampu bertahan di atas US$ 26.000, kemungkinan besar BTC akan kembali turun ke kisaran area support di sekitar US$ 25.000.
“Indikator stochastic menunjukkan indikasi kenaikan dari zona oversold, dan histogram bar MACD memasuki momentum bearish yang terbatas,” ujar pakar keuangan Ajaib Kripto Panji Yudha pada Selasa (22/8/2023).
Menurutnya, Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot akan menjadi katalis paling berpengaruh untuk mendukung tren kenaikan dalam pasar aset kripto di masa mendatang. Meskipun keputusan dari BlackRock dan Fidelity dijadwalkan pada tanggal 2 September mendatang, pelaku pasar akan memantau keputusan dalam kasus Grayscale dengan SEC (Securities and Exchange Commission) terkait konversi Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF spot yang diperkirakan akan dirilis pada Selasa (22/8/2023) waktu setempat atau Jumat (25/8/2023).
Selain itu, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dijadwalkan untuk memberikan pidato tentang prospek ekonomi pada Jumat (25/8/2023) dalam pertemuan bank sentral tahunan di Jackson Hole. Dalam kesempatan ini, Jerome Powell akan memberikan pandangannya terbaru mengenai perketatan kebijakan untuk mengatasi inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang kuat.
“Pasar aset kripto harus bersiap menghadapi Jumat yang penuh gejolak. Pidato Powell berpotensi mempengaruhi pasar keuangan dan aset kripto,” tambah Panji.
Pekan lalu, BTC sempat merosot ke angka US$ 25.200, yang merupakan titik harga terendah sejak pertengahan Juni 2023. Dalam satu minggu, harga BTC telah mengalami penurunan sebesar 11,2%, merupakan penurunan mingguan terburuk sejak November 2022 setelah kegagalan FTX. Dalam tiga hari terakhir, pergerakan Bitcoin cenderung mendatar, dan pada Selasa (22/8/2023) pukul 09:00 WIB, BTC berada di harga US$ 26.095.
Panji menganalisis bahwa penurunan harga Bitcoin terjadi setelah risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve pada bulan Juli dirilis pada Kamis (17/8). Risalah ini memberikan sinyal tentang potensi kenaikan inflasi yang dapat berdampak pada peningkatan suku bunga.
Terakhir kali Federal Reserve menaikkan suku bunga dalam pertemuan FOMC akhir Juli, dengan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi kisaran 5,25%-5,5%. Federal Reserve telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali sejak awal 2022 sebagai tanggapan terhadap konflik Rusia-Ukraina. Suku bunga ini juga merupakan suku bunga tertinggi Amerika Serikat dalam dua dekade terakhir.
“Sebagai respons terhadap sikap hawkish Federal Reserve, pasar kripto mengalami penurunan. Di sisi lain, imbal hasil dari surat utang Amerika Serikat berjangka 10 tahun mencapai level tertinggi penutupan sejak 2008, memberikan sentimen positif bagi dolar AS,” papar Panji.
Selain itu, pasar kripto juga merasakan tekanan setelah laporan dari The Wall Street Journal pada tanggal 17 Agustus mengindikasikan bahwa SpaceX mungkin telah menjual sebagian atau seluruh kepemilikan Bitcoin senilai US$ 373 juta. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari SpaceX atau Elon Musk mengenai rumor ini, berita ini telah memicu kekhawatiran pasar dan memicu aksi jual pekan lalu.
Kapitalisasi pasar BTC pada Selasa (22/8/2023) berada pada angka US$ 507 miliar, turun lebih dari US$ 50 miliar dalam satu minggu terakhir. Total kapitalisasi pasar aset kripto secara keseluruhan juga turun lebih dari 10% dalam seminggu terakhir, menurun dari US$ 1,15 triliun hingga sementara turun di bawah US$ 1 triliun pada Kamis (17/8/2023). Namun, kapitalisasi pasar aset kripto mulai naik kembali ke level US$ 1,03 triliun pada Selasa (22/8/2023).
Panji menjelaskan bahwa Bitcoin, sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, memiliki pengaruh yang kuat terhadap pergerakan aset kripto lainnya. Penurunan Bitcoin pekan lalu memberikan dampak negatif pada altcoin karena investor menganggap pergerakan Bitcoin sebagai tolok ukur utama dalam investasi aset kripto.
Dua altcoin yang mengalami penurunan terbesar dalam tujuh hari terakhir adalah Conflux (CFX), yang melemah 35,2% dan berada pada US$ 0,126, serta Yield Guild Games (YGG) yang merosot 30,95% menjadi US$ 0,228.