Terputar

Title

Artist


Mahasiswa Jurusan Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, Taris Fakhran Hawari dan Muhammad Nur Rakhmansyah menciptakan alat penguji kualitas udara

Ditulis oleh pada Agustus 21, 2023

Mahasiswa Jurusan Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, Taris Fakhran Hawari dan Muhammad Nur Rakhmansyah menciptakan alat penguji kualitas udara di perkotaan. Sistem penilaian alat tersebut bisa mendeteksi kualitas udara yang baik maupun buruk.

Pencipta alat deteksi udara, Taris Fakhran Hawari mengatakan alat yang dibuatnya tersebut merupakan sistem penilaian kualitas udara di perkotaan. Selanjutnya dia mengembangkan alatnya berupa berbasis internet of thinks (IoT) untuk monitoring dan fuzzy logic dalam pengambilan keputusan.

“Pertama alat kami dapat mendeteksi kualitas udara di antaranya CO2, CO dan NH4,” kata Taris kepada Beritasatu.com, di UMM, Minggu (20/8/2023).

Dia menjelaskan untuk mendeteksi kualitas udara berupa CO2,CO dan NH4, cara kerja alat deteksi udara tersebut menggunakan sensor MQ-135, DHT 11 sebagai sensor suhu dan kelembaban, NodeMCU ESP8266 sebagai mikrokontroler sekaligus modul wifi.

Sedangkan untuk bagian user interface (UI) kata Taris, ia menggunakan LCD 16×2 juga menggunakan 10 LED atau bisa dibilang LED array, LCD dan LED. “Ini berfungsi untuk menampilkan hasil kualitas udara diantaranya untuk LCD yaitu berupa udara baik, sedang dan buruk,” jelasnya.

Menurut Taris, pada bagian LED terdapat 10 tingkatan. 10 tingkatan ini adalah hasil keluaran perhitungan logika fuzzy (defuzzyfikasi) yang dikonversikan dalam user interface berupa LED hijau, kuning dan merah. Dalam penerapan fuzzy logic pertama kita harus menentukan fuzzy set atau range dari batasan nilai dari gas itu sendiri.

Mahasiswa Jurusan Elektro semester 8 ini menambahkan, jika alat pendeteksi udara akan bekerja jika diberi baterai lithium dan tersambung wifi. “Jadi alat kami ini bekerja ketika diberi tegangan 5-7V dari adapator 5V atau baterai Lithium, di sini ketika sudah tersambung ke wifi maka pada waktu yang sama LCD akan menampilkan berupa nilai CO2,CO, NH4, Suhu dan kelembaban,” ujarnya.

Taris mengungkapkan untuk hasil berupa udara baik, sedang dan buruk bisa dilihat secara langsung dari alat bukan melalui web atau aplikasi. Kemudian ketika hasil kualitas udara baik maka LED yang berwarna hijau akan aktif dan tampilan pada LCD 16×2 menampilkan hasil kualitas udara baik.

Sedangkan untuk kualitas udara sedang, maka LED berwarna kuning akan aktif dan menampilkan hasil kualitas udara sedang pada LCD 16×2, kemudian jika kualitas udara buruk maka LED berwarna merah dan akan menampilkan kualitas udara buruk pada LCD 16×2 juga buzzer akan menyala selama 4 detik.

Ia mengaku jika alat hasil karyanya ini baru di coba di 1 titik di Kota Malang, tepatnya di daerah kemacetan arus lalu lintas di Jalan Sigura-gura “Jadi belum dicoba di tempat yang lain dan ke depannya jika ingin menyimpulkan suatu kualitas udara di suatu daerah contohnya Jalan Sigura-gura, maka harus dibutuhkan alat yang cukup banyak dan harus melingkari area yang akan diuji,” pungkasnya.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan