Terputar

Title

Artist


Pengamat sepak bola, M Kusnaeni, menyatakan kekalahan 1-2 yang dialami Indonesia saat menghadapi Malaysia di pertandingan perdana Grup B Piala AFF U-23

Ditulis oleh pada Agustus 19, 2023

Pengamat sepak bola, M Kusnaeni, menyatakan kekalahan 1-2 yang dialami Indonesia saat menghadapi Malaysia di pertandingan perdana Grup B Piala AFF U-23 terjadi karena kesalahan sendiri.

Timnas U-23 Indonesia gagal memetik poin dalam partai perdana di babak penyisihan grup, Jumat (18/8/2023). Dalam pertandingan di Rayong Provincial Stadium ini, Indonesia sempat memimpin lebih dahulu melalui gol Ramadhan Sananta pada babak pertama.

Namun Malaysia bangkit pada babak kedua. Menyusul pelanggaran Kadel Arel, wasit memberikan hadiah penalti untuk Malaysia dan tak disia-siakan pemain kelahiran Skotlandia, Fergus Tierney.

Beberapa saat kemudian Malaysia berbalik unggul berkat gol kedua yang juga dilesakkan striker yang masuk sebagai pemain pengganti itu.

“Kekuatan Indonesia dan Malaysia ini kan berimbang. Itu terlihat di lapangan di mana permainan kedua tim sangat berimbang. Tidak ada yang dominan,” ujar Kusnaeni.

Menurut sosok yang kerap menjadi komentator pertandingan olahraga ini, kekalahan Indonesia lebih banyak karena kesalahan sendiri. Kesalahan-kesalahan kecil yang dieksploitasi secara maksimal oleh lawan.

“Gol pertama tidak akan terjadi kalau pemain kita tidak terpancing emosinya. Di kotak penalti lawan sengaja akan memancing bek untuk bikin kesalahan. Dan itu benar-benar terjadi karena pemain kita tidak bisa menahan diri,” kata Kusnaeni tentang pelanggaran yang dilakukan bek Timnas Indonesia, Kadek Arel terhadap Fergus Tierney.

Menurut Kusnaeni, gol kedua juga akibat salah sendiri dalam menghadapi serangan balik lawan. Kalau pemain Garuda Muda lebih tenang dan tidak tergoda bermain terlalu terbuka mungkin serangan Malaysia itu masih bisa dipatahkan.

“Di sisi lain, pelatih juga menghadapi keterbatasan materi pemain. Upaya mengubah strategi saat tertinggal tak bisa dijalankan dengan baik karena pemain pengganti minim jam terbang dan terlihat kurang lepas mainnya,” papar Kusnaeni.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan