Terputar

Title

Artist


Imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) diprediksi menurun sejalan dengan melandainya risiko kredit dan tingkat inflasi yang terjaga di level rendah

Ditulis oleh pada Agustus 14, 2023

Imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) diprediksi menurun sejalan dengan melandainya risiko kredit dan tingkat inflasi yang terjaga di level rendah.

Ekonom KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana mengekspektasikan penurunan yield di pasar surat utang negara pekan ini akan dipengaruhi dua faktor tersebut. Pasalnya, ketika risiko kredit menurun dan inflasi lebih rendah dari perkiraan, akan memberikan sentimen positif bagi yield global dan domestik.

“Harapannya akan memperkuat harga surat utang negara. Tetapi, ini tergantung pada data Indonesia juga. Karena Selasa besok ada data trade balance. Kalau data itu bagus, bisa membuat rupiah terjaga dan yield surat utang negara lebih rendah lagi,” kata Fikri di Jakarta, Minggu (13/8/2023).

Sambil menunggu rilis data perdagangan, faktor rilis PDB dan data APBN Juli yang surplus Rp 157 triliun juga diyakini masih akan berpengaruh positif bagi pasar surat utang negara.

“Jadi, saya berharap, khusus untuk yield surat utang negara tenor 10 tahun akan berkisar di antara 6,1 persen sampai 6,2 persen karena kondisi fiskal yang masih positif hingga Juli 2023,” imbuhnya.

Adapun mendekati tahun-tahun politik, Fikri mencermati pasar masih wait and see paling tidak hingga Oktober mendatang. Ini tercermin dari pergerakan yield yang konsisten di kisaran 6,0 persen hingga 6,2 persen.

“Artinya, pasar tengah meraba-raba mengenai postur dan arah fiskal ke depan. Saat mendekati akhir pendaftaran presiden nanti, akan muncul berbagai kejutan besar di pasar,” tegasnya.

Fikri melihat, baik pasar saham maupun surat utang, keduanya masih seimbang dengan potensi kenaikan atau upside yang hampir sama besar.

“Kalau untuk surat utang, kita lihat kondisi fiskal seperti apa dan arah kebijakan seperti apa. Tetapi, kalau IHSG perlu kita lihat adalah dorongan politiknya seperti apa,” tegasnya.

Begitu pula dengan pergerakan aliran dana asing di pasar surat utang dan IHSG. “Sampai sekarang, aliran dana asing di pasar surat utang udah mencapai sekitar Rp 90 triliun. Sedangkan, IHSG baru Rp 22 triliun. Ini memperlihatkan, volatilitas masih tinggi secara global dan domestik,” pungkasnya.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan