Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal II 2023 masih akan tumbuh kuat
Ditulis oleh redaksi pada Agustus 2, 2023
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal II 2023 masih akan tumbuh kuat. Keyakinan ini ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren aktivitas manufaktur yang terus ekspansif. Sebelumnya di kuartal I 2023, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,03%
“Mneingkatnya konsumsi rumah tangga didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari hari besar keagamaan dan pemberian gaji ke-13 kepada aparatur sipil negara,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat berkala KSSK III Tahun 2023, di Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan, geliat perekonomian kuartal II 2023 disertai indeks keyakinan konsumen dan indeks penjualan ritel yang masih terus bertumbuh. Kinerja ekspor juga terus positif, serta berlanjutnya program hilirisasi industri. Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan dapat mencapai kisaran 5,0%-5,3%,” ujarnya.
Menkeu menambahkan, inflasi juga telah kembali ke dalam sasaran lebih cepat dari perkiraan. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) turun dari 4,97% year on year (yoy) pada kuartal I 2023 menjadi 3,52% yoy pada kuartal II 2023, kembali berada dalam sasaran 3,0±1%.
Untuk inflasi inti terus melambat menjadi 2,58% yoy dipengaruhi oleh stabilnya nilai tukar, turunnya harga komoditas global, rendahnya dampak lanjutan dari inflasi volatile food, dan terkendalinya ekspektasi inflasi. Selain itu, inflasi kelompok administered prices menurun menjadi 9,21% yoy seiring dengan pengelolaan harga energi domestik yang baik.
“Inflasi diperkirakan dapat tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024,” kata Menkeu.