Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) membeberkan sejumlah kendala dalam merealisasikan pengurangan pelintasan sebidang kereta api di Indonesia
Ditulis oleh redaksi pada Juli 27, 2023
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) membeberkan sejumlah kendala dalam merealisasikan pengurangan pelintasan sebidang kereta api di Indonesia.
Cara merubah pelintasan sebidang menjadi tidak sebidang adalah dengan membangun underpass atau flyover. Salah satu faktor yang membuat realisasi ini menjadi tidak mudah adalah soal harga.
“Jadi untuk flyover itu, satu flyover-nya saja kira-kira Rp 100-150 miliar jadi itu adalah barang mahal,,” ungkap Staf Ahli Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja kepada BTV saat ditemui di kantornya, Rabu (26/7/2023).
Disamping pengerjaan flyover tersebut dikatakan Endra menimbulkan kemacetan dan perlu dilakukan pelebaran tanah supaya para pengguna jalan tetap masih bisa lewat.
“Memang biasanya ruang-ruang kerja kita sangat terbatas, pembebasan tanah sangat sulit, kemudian di lokasi juga menimbulkan kemacetan selama masa pengerjaan,” tutur dia.
Terlebih, Kementerian PUPR mencatat ada 5.500 pelintasan sebidang yang tersebar di Nusantara dan sebagian besar berada di jalan-jalan provinsi, kabupaten, dan kota. Menurut Endra, hanya ada 187 pelintasan sebidang kereta api yang berada di bawah wilayah Kementerian PUPR.
“Itu yang menjadi masalah terbesar dari yang tadi saya katakan juga untuk membangun 138 flyover itu paling tidak kita butuh Rp 20 triliun. Nah, memang mahal sekali flyover ini,” kata Endra.
“Jadi saya kira ini kalau memang pemerintah daerah bisa menyediakan lahan masyarakatnya setuju kemudian kami siapkan Anggarannya nanti baru kita eksekusi,” sambung dia.
Kendati demikian, Endra menyebutkan bahwa pemerintah punya program yang sedikit demi sedikit mempercepat realisasi untuk mengurangi jumlah pelintasan sebidang menjadi tidak sebidang. Misalnya, pada tahun 2023 ini Kementerian PUPR membangun enam flyover, dua di Sumatera Selatan, satu di Jawa Timur, dua di Jawa Barat, serta satu di Jawa Tengah.
“Itu ada programnya misalkan di Gelumbang Bantalan di Sumatera Selatan flyover Aloha di Jawa timur kemudian Nurtanio di Jawa Barat, Joglo di Jawa tengah. Ini ada enam nanti itu kan berkurang terus ya dari 49 kita tambah enam setiap tahun,” paparnya.
Selain secara bertahap membangun flyover Kementerian PUPR juga meningkatkan early warning system dan faslitas di sejumlah pelintasan sebidang kereta api untuk mengurangi tingkat risiko kecelakaan di pelintasan sebidang.
“Misalkan yang tertutup pohon, bangunan kita rapikan begitu, koordinasi kita dengan kepolisian dan Kemenhub. Pencahayaan yang seringkali gelap itu dibuat lebih terang, batas-batasnya juga kita harus lakukan perapihan-perapihan,” jelas Endra.