Imbal hasil surat utang negara (SUN) cenderung bergerak sideways dengan kecenderungan naik, menjelang rapat The Fed pada 25-26 Juli 2023. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun diperkirakan bergerak pada rentang 6 persen hingga 6,3 persen
Ditulis oleh redaksi pada Juli 17, 2023
Imbal hasil surat utang negara (SUN) cenderung bergerak sideways dengan kecenderungan naik, menjelang rapat The Fed pada 25-26 Juli 2023. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun diperkirakan bergerak pada rentang 6 persen hingga 6,3 persen.
Fixed Income Analyst PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ahmad Nasrudin mengatakan, dengan penantian hasil rapat The Fed dan Bank Eropa akan meningkatkan spekulasi dan mempengaruhi tenor jangka pendek.
“Investor kemungkinan akan memainkan durasi, dengan tujuan mengambil keuntungan dalam jangka pendek ini,” kata Ahmad, di Jakarta, Minggu (16/7/2023).
Ahmad menuturkan, tenor jangka panjang masih akan relatif solid karena ada prospek untuk kebijakan moneter yang lebih longgar di dalam negeri seiring dengan melandainya inflasi, dengan persentase telah berada pada rentang target Bank Indonesia (BI).
“Ketika suku bunga turun, tenor jangka panjang lebih prospektif untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada tenor jangka pendek. Saya memperkirakan yield 10 tahun akan bergerak di sekitar 6 persen hingga 6,3 persen di pekan depan,” tutur Ahmad.
“Sentimen eksternal akan banyak berpengaruh ke pergerakan yield 10 tahun di pekan depan. Sementara itu, sentimen domestik masih relatif positif sejauh ini,” tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan data transaksi 10-13 Juli 2023, investor asing di pasar keuangan domestik membukukan beli neto Rp 7,10 triliun terdiri dari beli neto Rp 6,54 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 0,56 triliun di pasar saham.
Selain itu, Ahmad menyampaikan, fundamental di dalam negeri relatif terjaga dengan rupiah kembali bergerak di bawah Rp 15.000 pada pekan lalu. Selain itu, Premi CDS Indonesia 5 tahun turun dari 88,11 bps per 7 Juli 2023 menjadi 80,26 bps per 13 Juli 2023.
“Namun demikian, tekanan eksternal bisa lebih tinggi jika akan ada kenaikan lebih lanjut suku bunga di AS dan Eropa. Akan tetapi, hal itu akan lebih banyak berpengaruh pada tenor 2 tahun daripada tenor 10 tahun,” tandasnya.
Selama sepekan kedepan, Ahmad menambahkan, ada beberapa sentimen eksternal yang masih perlu diantisipasi karena berpotensi menekan kinerja SUN.
“Sebagian besar datang dari rilis tingkat inflasi di Eropa, yang mana berdasarkan konsensus pasar, persentasenya cenderung kaku untuk turun, membuat bank sentral untuk terus mempertahankan suku bunga tinggi atau bahkan menaikkannya kembali di pertemuan Juli ini,” pungkasnya.