Peraturan larangan ekspor terbaru dari Tiongkok membatasi ekspor bahan mentah seperti galium nitrida (GaN) dan germanium dioksida (GeO2) mulai 1 Agustus 2023.
Ditulis oleh redaksi pada Juli 8, 2023
Tiongkok akhirnya membalas sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Peraturan larangan ekspor terbaru dari Tiongkok membatasi ekspor bahan mentah seperti galium nitrida (GaN) dan germanium dioksida (GeO2) mulai 1 Agustus 2023. Kedua bahan tersebut digunakan secara luas dalam industri pembuatan chip dan merupakan komponen penting dalam produksi chip.
Dilansir dari Gizchina, Jumat (7/7/2023), Kementerian Perdagangan Tiongkok menetapkan bahwa perusahaan yang ingin mengekspor 38 jenis bahan mentah harus mengajukan izin terlebih dahulu, termasuk galium nitrida dan germanium dioksida . Hal ini merupakan respons dari Tiongkok terhadap sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat terhadap mereka. Walaupun ini bukan yang pertama kalinya, langkah ini dianggap penting dalam perang teknologi yang tengah berlangsung.
Larangan ekspor Tiongkok ini diberlakukan tak lama setelah pemerintah Belanda membatasi ekspor mesin presisi tinggi buatan ASML ke perusahaan-perusahaan Tiongkok. ASML adalah satu-satunya produsen mesin litografi presisi tinggi di dunia yang digunakan dalam industri pembuatan chip. Pemerintah Belanda telah lama mendapat tekanan dari AS untuk tidak menjual mesin-mesin tersebut kepada Tiongkok.
Beberapa analis menganggap langkah ini memiliki dampak yang signifikan dalam perang teknologi. Saat ini, Tiongkok mengendalikan sebagian besar produksi logam langka di dunia. Banyak dari logam-logam tersebut digunakan dalam produksi chip, pasokan telekomunikasi, dan sistem pertahanan. Galium digunakan dalam pembuatan chip. Ketika digabungkan dengan elemen lainnya, galium meningkatkan kecepatan dan efisiensi transmisi dalam berbagai produk, terutama layar ponsel, panel surya, dan radar.
Tiongkok sendiri merupakan pemasok utama logam ini di dunia dengan menguasai 94% pasokan galium dan 83% pasokan germanium di dunia. Pada tahun 2022, impor galium AS bernilai US$ 225 juta.
Menurut beberapa analis, dalam jangka panjang langkah ini tidak akan merugikan negara-negara Barat. Pemerintah Tiongkok sadar bahwa logam-logam tersebut dapat ditemukan di negara lain. Tujuan utama mereka adalah untuk memperlambat perkembangan industri chip di Barat, karena kemungkinan diperlukan waktu untuk mencari sumber pasokan alternatif mengingat adanya larangan ekspor Tiongkok yang mempersulit rencana mereka.
Proses mencari alternatif pasokan ini mungkin memakan waktu beberapa tahun. Sementara itu, Tiongkok berharap dapat mempercepat produksi chip mereka sendiri untuk mengejar produsen seperti TSMC dan Samsung. Kedua perusahaan tersebut saat ini adalah yang terdepan dalam produksi chip canggih.
Beberapa analis berpendapat bahwa meskipun negara-negara Barat mungkin dapat memulai produksi bahan-bahan ini dalam waktu singkat, larangan ekspor Tiongkok ini dapat memengaruhi harga.