Terputar

Title

Artist


 Indonesia jadi pasar yang menarik untuk produsen kendaraan listrik, apalagi setelah pemerintah menggulirkan program subsidi untuk pembelian kendaraan listrik

Ditulis oleh pada Juni 21, 2023

Indonesia jadi pasar yang menarik untuk produsen kendaraan listrik, apalagi setelah pemerintah menggulirkan program subsidi untuk pembelian kendaraan listrik. Bahkan ada satu lagi produsen mobil listrik terkemuka di dunia yang siap berinvestasi di Indonesia senilai US$ 1,3 miliar atau setara Rp 19,5 triliun.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat acara peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6/2023).

“Minggu lalu kami sudah menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi di Indonesia,” kata Luhut, dikutip Antara.

Menurut Luhut, produsen mobil listrik itu meminta bantuan untuk memperoleh pasokan tembaga sebagai salah satu bahan baku mobil listrik mereka.

Menurutnya, ini akan menjadi game changer, karena kendaraan listrik yang mereka produksi cocok dengan selera masyarakat Indonesia dengan harga yang juga terjangkau.

Karena itu, dalam konsep pengembangan ekosistem mobil listrik, menurutnya hilirisasi tembaga di Indonesia perlu menjadi prioritas utama. Luhut mencontohkan dalam satu mobil listrik, dibutuhkan tembaga sebanyak 56 kilogram, di luar kebutuhan tembaga pada baterai mobil listrik.

Dengan begitu, pembangunan pabrik pengolahan tembaga menjadi sangat penting. Pasalnya, Indonesia juga memiliki target untuk dapat memproduksi jutaan mobil dan motor listrik.

Luhut menambahkan, Indonesia telah memiliki modal untuk menjadi pemain penting dalam industri mobil listrik dengan kepemilikan cadangan tembaga yang besar, dan juga regulasi agar kewajiban pengusaha membuat smelter tembaga.

“Ini akan menjadi modal yang besar dalam menarik investasi untuk mobil listrik Indonesia,” ujarnya.

Menko Luhut juga menjelaskan bahwa dengan potensi pengembangan industri mobil listrik itu, maka strategi hilirisasi timah, tembaga, nikel, kobalt dan bauksit harus terintegrasi.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan