Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendeteksi insiden serangan siber di Indonesia mencapai 976.429.996 serangan
Ditulis oleh redaksi pada Mei 30, 2023
Kasus serangan siber masih marak dengan modus yang kian beragam. Bahkan pada 2022, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendeteksi insiden serangan siber di Indonesia mencapai 976.429.996 serangan. Jumlah serangan siber tersebut masih sangat banyak dan membahayakan dunia bisnis dan pemerintahan, meski pun turun 38,97% dibandingkan 2021 yang sempat mencapai 1,6 miliar.
BSSN memaparkan, serangan siber paling banyak masih dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak ilegal yang disusupkan (malware) guna merusak sistem komputer atau jaringan perangkat pintar, sehingga membahayakan data pemiliknya, baik pebisnis maupun instansi pemerintahan.
Baru-baru ini, kasus serangan siber dialami Bank Syariah Indonesia (BSI). Akibat sistem ini, layanan BSI bahkan sempat lumbuh hingga beberapa hari, mulai dari layanan mobile banking hingga ATM. Kondisi ini juga sempat menimbulkan kepanikan masyarakat.
Chairman Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja menyampaikan, masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan karena sebenarnya sudah ada prosedur tetap (protap) pada industri dan instansi pemerintahan dalam mengatasi serangan siber yang masih marak terjadi di Tanah Air.
“Justru dengan adanya serangan siber membuat perusahaan yang jadi korban makin meningkatkan keamanan sistem TI-nya, yang ujung-ujungnya berdampak positif pada keamanan dan kenyamanan konsumen maupun nasabah,” ujar Ardi dikuip Investor Daily, Senin (29/5/2023).
Ardi menjelaskan, memasuki era yang serba digital, serangan siber memang tidak dapat dielakkan dan akan mengancam kenyamanan aktivitas digital masyarakat.
“Serangan siber umum terjadi, bukan hanya di Indonesia, di negara lain pun kerap terjadi dan instensitasnya cukup tinggi,” kata Ardi.