Kejahatan digital kian marak seiring perkembangan teknologi
Ditulis oleh redaksi pada Mei 10, 2023
Kejahatan digital kian marak seiring perkembangan teknologi. Kejahatan digital pun beragam, mulai dari perundungan hingga penipuan dalam bentuk transaksi keuangan.
Pada awal tahun 2023 survei We Are Social dan HootSuite pun mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah pesat dan kini mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total penduduk.
“Hal ini menjadi indikasiii bahwa dunia digital sudah sangat familiar untuk masyarakat Indonesia,” ungkap Sekjen PWI Jatim, Eko Pamuji, narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan.
Namun pengguna internet yang sudah separuh dari penduduk masih perlu dibekali dengan literasi digital, sebab menurut Survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 juga menyebutkan bahwa dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.
Terdapat potensi kejahatan di dunia digital mulai dari penipuan, pencurian bahkan termasuk cyberbullying atau perundungan online. Cyberbullying sendiri sering dilakukan anak-anak dan remaja yang cenderung masih labil, media sosial utamanya sering dimanfaatkan perundungan dengan mengucilkan seseorang atau kelompok tertentu.
Ada peran guru, orangtua atau orang dewasa di lingkungan sekitarnya untuk mencegah cyberbullying. Pemicu perundungan sendiri bisa dari banyak hal seperti korban kekerasan yang kemudian melakukan hal serupa ke orang lain. Kemudian faktor keluarga karena anak-anak sering melihat kedua orang tuanya bertengkar, serta adanya penyulut perilaku tersebut dan sebab lainnya seperti penampilan fisik, status sosial yang berbeda, akibat tradisi senioritas di sekolah, juga karakter buruk pelaku.
Kepala LPPM ITBA-DCC dan Ketua RTIK Kota Lampung, Aliy Hafiz mengatakan untuk menghindari kejahatan di ruang digital maka pengguna harus menerapkan internet sehat yakni kegiatan berinternet yang bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.
“Ciri-ciri berinternet sehat, mengaktifkan peraturan privasi di perangkat maupun akun, membuat susunan password yang sulit ditebak, menjelajahi internet dengan aman dan masih banyak hal lain yang termasuk dalam keamanan digital,” ungkap Aliy.
Berinternet sehat juga berarti saat pengguna masuk ke sebuah akun yang memerlukan password, maka ia akan log out setelah tidak digunakan karena tahu potensi akunnya bisa diretas. Sebaiknya tidak pula menggunakan wifi publik, karena segala aktivitas kita bisa terekam dan data dicuri apalagi jika digunakan untuk membuka mobile banking.
“Dengan mengaplikasikan kebiasaan berinternet sehat, maka privasi dan data pribadi akan terjaga keamanannya. Perilaku ini juga akan meminimalisir tindakan pembajakan dan kejahatan siber,” tutupnya.
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema “Mari Lawan Kejahatan di Ruang Digital” pada Senin lalu.
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Kepala LPPM ITBA-DCC dan Ketua RTIK Kota Lampung Aliy Hafiz; Sekjen PWI Jatim Eko Pamuji; dan Dekan Fikom UNPI & NXG Indonesia Astri Dwi Andari.
Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.