Terputar

Title

Artist


 Puluhan WNI korban penipuan lowongan kerja dengan iming iming gaji sebesar 25 juta per bulan di luar negeri, kini dilaporkan disekap dan mendapatkan penyiksaan pihak perusahaan di Myanmar

Ditulis oleh pada Mei 2, 2023

Puluhan WNI korban penipuan lowongan kerja dengan iming iming gaji sebesar 25 juta per bulan di luar negeri, kini dilaporkan disekap dan mendapatkan penyiksaan pihak perusahaan di Myanmar.

Sebuah rekaman video yang direkam salah seorang WNI, yang memperlihatkan kondisi puluhan warga Indonesia termasuk Noviana Indah Susanti, warga Kampung Baros Sukaraja, Cimahi, Jawa Barat yang tertipu lowongan kerja online di luar negeri.

Di dalam video yang berduras lebih dari 2 menit ini, para WNI meminta pemerintah bisa memulangkan mereka, yang saat ini berada di daerah konflik Myanmar untuk dipulangkan ke tanah air.

Isak tangis pun terlihat dari wajah ayah dan adik novi, Joko Supridjanto saat mengetahui kondisi terkini anaknya terlebih adanya video, dan foto penyiksaan oleh pihak perusahaan terhadap puluhan WNI tersebut.

Novianti bersama 52 orang lainnya yang merupakan warga negara Indonesia dari sejumlah daerah di tanah air itu, dijanjikan gaji hingga 25 juta rupiah oleh perusahaan atau agensi penyalur. Bahkan keberangkatan Novianti ini seperti Visa, ijin kerja, tiket penerbangan ditanggung perusahaan atau agensi.

“Pertama memang di iming-imingi oleh agen, sekalian dibantu juga oleh kawannya yang sudah bekerja di sana, dan diawarkan posisi pekerjaannya ditempatkan di Thailand adalah sebagai customer service marketing dengan gaji 25 juta sebulan, itu pun basicnya dan ada bonus jika melampaui target ya,” ujar Joko Supridjanto ditemui di kediamannya di Cimahi, Senin (1/5/23) siang.

Sebelum sang anak meninggalkan tanah air, Joko sempat mempertanyakan kepada sang anak terhadap aktivitas agensi yang memberangkatkannya. Namun kata Joko, Novi enggan membeberkannya sehingga ia mulai menaruh kecurigaan.

“Saya sempat tanya anak saya, ini keberangkatannya legal atau ilegal atau atas nama agent nya siapa. Tapi Novi saat itu nggak mau menyebutkan. Terus saya bisa simpulkan awas hati-hati kalau ini unprosedurial atau ilegal nanti kamu tidak ada penjaminan dalam segala hal, baik itu keselamatan ataupun segi manajemen,” ujar Joko.

Meski sudah diingatkan oleh dirinya, namun kata Joko sang anak bersikeras untuk tetap berangkat mengambil pekerjaan tersebut.

“Karena kebutuhan anak saya, Novi itu single parent jadi untuk menghidupi satu anak makanya tetap berangkat,” kata Joko sembari meneteskan air mata.

Karena Novi bersikeras untuk memutuskan berangkat, akhirnya Joko pun hanya dapat memberikan peringatan dan nasihat kepada sang anak agar tetap menjaga komunikasi selama berada di perantauan.

“Ya udah kamu kalau pergi ke sana satu penting kan, walau sebentar saja komunikasi setiap hari,” ucap Joko.

Sang ayah semakin menaruh curiga terhadap aktivitas agensinya tersebut. Terlebih sebelum keberangkatan sang anak pada tanggal 23 Oktober 2022 lalu dan singgah di penampungan yang berada di Bekasi. Novi dilarang untuk melakukan komunikasi dengan pihak keluarga.

“Makin curiga lagi, pada saat Novi dan rombongan di Bekasi, mereka itu ada info dilarang untuk berkomunikasi dengan pihak keluarga.

Setelah sang Anak dan rombongan tiba di Thailand, Joko menjelaskan memang sang anak sempat memberikan kabar dan foto-foto. Namun tak lama kemudian hilang kontak hingga berminggu minggu.

“Ternyata betul beberapa waktu kemudian dia lost contact selama tiga minggu kira kira dan saya semakin khawatir apa yang saya pesankan komunikasi setiap hari tidak ada,” bebernya.

Memasuki minggu ke empat atau satu bulan keberadaan Novi di luar negeri, Joko dapat kembali berkomunikasi dan akhirnya Joko menyadari jika sang anak bersama rombongannya telah menjadi korban human trafficking.

“Di minggu ke empat ada komunikasi nah disitu sudah ada tanda tanda Novi ini kena korban human trafficking. Di situ saya bingung, galau gimana, hingga keesokan hari mendapatkan info jika Novi mengaku kena human trafficking bersama teman temanya,”tuturnya.

Selain itu, setelah kejanggalan satu persatu mulai terkuat, ternyata Novi bersama rombongan pun tidak ditempatkan di Thailand serta pekerjaan yang ditawarkan pihak agen di perjanjian awal.

“Ternyata mereka yang sesuai perjanjian agen ditempatkan di Thailand sebagai customer sevice marketing, ternyata rombongan Novi itu dibawa lagi masuk ke Myanmar, di mana untuk masuk ke Myanmar itu mereka secara ilegal ya terus akhirnya mereka dijadikan scammer, dan di Myanmar nya itu berada di daerah konflik,” ungkapnya.

Lebih lanjut Joko pun mengaku terakhir berkomunikasi dengan Novi pada satu minggu kemarin atau bertepatan dengan hari lebaran dan kini sudah 7 hari tidak ada komunikasi.

Joko pun khawatir karena sang anak bersama puluhan WNI kerap kali mendapatkan siksaan fisik mulai dari siksaan excercise, cambukan hinga penyetruman. Bahkan kini disekap tidak diberikan makan.

“Dan disitu ada kewajiban dan sanksi jika mereka itu tidak mendapatkan target, mereka akan kena sanksi berupa hukuman excercise sampai penyetruman,dan juga cambuk,” jelasnya.

Joko bersama pihak keluarga korban lainnya yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia pun kini tengah menempuh sejumlah upaya agar para korban dapat kembali ke tanah air.

“Upaya upaya keluarga korban ini berhubung posisi saya ada di Cimahi dan juga beberapa keluarga korban domisili di luar Jawa Barat dan di Jakarta mereka berbondong bondong ke pelaporan ke Bareskrim Polri terus ke Kementrian Luar Negri,” ucapnya.

Seluruh pihak keluarga korban pun berharap adanya tindak lanjut pihak berwenang dari kasus tersebut agar para korban dapat pulang dengan selamat.

Selain itu Joko mengatakan, selain rombongan sang anak yang berjumlah 20 orang. Ternyata terdapat puluhan WNI lainnya yang diperkerjakan dengan profesi yang sama di daerah Mawadi Myanmar yakni sebagai scammer namun berada perusahaan dan berbeda gedung.

“Ternyata ada informasi , itu yang 20 Novi itu, ditempatkan di satu lantai di lantai lima, dan ternyata di daerah mereka bekerja di daerah Mawardi dan ternyata info terkahir itu di sana ada WNI itu sekitar 52 orang,” pungkasnya.

Sebelumnya Novi mengaku kepada keluarga mendapatkan pekerjaan yang dia dapat dari online dan berangkat pada oktober 2022 lalu, dirinya berangkat dari Bekasi, ke Thailand hingga sekarang ada di daerah konflik Myanmar.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan