Terputar

Title

Artist


Remaja di masa pubertas memang tidak harus selalu didampingi seperti anak-anak balita, namun tetap butuh perhatian dan komunikasi khusus

Ditulis oleh pada April 26, 2023

Saat ini anak-anak di usia remaja sudah makin kritis menghadapi pubertas yang mereka alami. Namun tak jarang anak-anak remaja mengalami salah pergaulan atau kurang mendapatkan didikan yang tepat sehingga dikhawatirkan salah jalur saat tumbuh dewasa. Dalam kondisi ini, orang tua sebaiknya selalu meluangkan waktu untuk lebih perhatian pada anak-anak.

Remaja di masa pubertas memang tidak harus selalu didampingi seperti anak-anak balita, namun tetap butuh perhatian dan komunikasi khusus. Ada beberapa tips untuk menemani anak-anak remaja di masa pubertas mereka sehingga lebih terarah saat tumbuh dewasa.

1. Jadi pendengar yang baik

Untuk memulai membangun hubungan baik dengan anak, apalagi di masa remaja dan memasuki pubertas, jadilah pendengar yang baik terlebih dahulu. Anak bisa merasa berjarak dengan orangtua karena banyak alasan, salah satunya adalah tidak pernah diberi perhatian dan didengarkan pikiran atau pendapatnya. Jadi untuk membangun rasa percaya dan terbuka bersama anak, dengankan dulu apa yang dipikirkan anak. Kadang mereka hanya ingin berbagi cerita dan dipahami.

2. Menjadi contoh yang baik

Saat anak melakukan kesalahan, itu bukan hanya menjadi tanggung jawab anak tapi juga menjadi tanggung jawab orangtua. Mengapa anak bisa melakukan kesalahan? Pasti ada penyebabnya, dan bukannya menjadi orangtua yang memarahi anak, seharusnya sebagai orangtua bisa menjadi contoh yang baik untuk anak. Anak adalah gambaran dari orangtuanya, jika anak tumbuh dengan baik, kemungkinan besar itu juga diambil dan ditiru dari kebiasaan orangtuanya.

3. Jangan mudah memarahinya

Dunia luar seperti lingkungan sekolah, pertemanan dan lainnya menjadi lahan yang cukup menantang bagi seorang anak remaja yang mengalami pubertas. Ketika anak-anak sedang bergelut dengan hormon di dalam tubuhnya yang sedang berfluktuasi, janganlah menjadi orangtua yang mudah menghakimi atau memarahinya. Ada banyak cara mengajarkan anak kebaikan dan meluruskan kesalahannya. Pertama, ingatkan dahulu. Kedua, beri contoh yang baik. Ketiga, ajak serta atau ajari melakukan kebaikan. Keempat, baru boleh memarahinya ketika ia salah jalur.

4. Beri apresiasi ketika melakukan kebaikan

Anak remaja memiliki kecenderungan untuk mencoba banyak hal tapi tak paham akan tanggung jawab. Jadi di samping memberinya keprcayaan dan memupuk kepercayaan dirinya, jangan lupa untuk mengajarkan anak tentang tanggung jawab. Apa yang ia lakukan selalu menimbulkan risiko, jadi alangkah baiknya jika sudah mengenalkan anak tentang tanggung jawab sedini mungkin. Misalnya ia ingin hewan peliharaan, ia harus rutin memberinya makan dan membersihkan kotoran atau kandangnya. Ketika ia ingin dibelikan mainan, ajarkan padanyabahwa ia harus menabung untuk mendapatkannya, atau jika dibelikan, ia harus bisa merawat mainan itu agar tidak sampai rusah atau hilang ketika sampai di rumah. Jika ia bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, jangan lupa berikan pujian dan apresiasi untuk mendorongannya lebih baik dalam memegang tanggung jawab. Ketika anak memiliki kepercayaan diri yang cukup bahwa ia bisa mengatasi masalahnya, biarkan ia menyelesaikan masalahnya sendiri. Memberikan kepercayaan pada anak bisa membuat mereka merasa didukung.

5. Menerima anak apa adanya

Kasih sayang pada anak yang sesungguhnya adalah menerima mereka dengan kelebihan dan kekurangannya. Tapi bukan berarti bisa memanjakan sereka sesuka hati. Jika kamu sayang padanya sebagai orangtua, maka ajarkan pula kedisiplinan dan ketegasan dalam keseharian. ketika kamu menghukumnya, bukan berarti kamu tak menyayanginya, tapi mengajarkannya bahwa ada hal-hal yang perlu diperbaiki dan tak boleh dilakukan lagi. Begitu pula jika mereka melakukan kebaikan atau suatu pencapaian, jangan lupa puji dan beri apresiasi pada mereka.

Selagi mengajari anak remaja pubertas untuk menemukan jati dirinya, belajar dari kesalahan dan berjalan dalam kebaikan, ingat untuk don’t be too serious for life. Ada kalanya serius dan ada kalanya bercanda dan santai. Kenali lebih dalam anak remaja di rumah agar ia tumbuh menjadi sosok dewasa yang baik.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan