Terputar

Title

Artist


Menurut analis yang diwawancarai CNBC internasional, membuat produk baru untuk menggantikan TikTok bukanlah solusi terbaik bagi ByteDance

Ditulis oleh pada April 26, 2023

Perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok, ByteDance, tengah memperkenalkan aplikasi media sosial terbarunya di Amerika Serikat (AS) saat aplikasi video pendek unggulannya, TikTok, terancam dilarang di negara tersebut.

Menurut analis yang diwawancarai CNBC internasional, membuat produk baru untuk menggantikan TikTok bukanlah solusi terbaik bagi ByteDance.

“Ini adalah strategi bisnis yang menarik. Tampaknya ByteDance sedang memperkenalkan Lemon8 sebagai alternatif potensial untuk TikTok,” kata Lindsay Gorman, dari German Marshall Fund, Senin (24/4/2023).

Pada Maret, ByteDance mengundang para kreator untuk bergabung dengan platform baru Lemon8 sebelum resmi diluncurkan di AS, sembari merujuk pada kesuksesan perusahaan saudaranya TikTok, seperti dilaporkan media.

Lemon8, aplikasi gaya hidup yang menggabungkan elemen Instagram dan Pinterest, pertama kali diluncurkan di Jepang pada awal 2020. Aplikasi yang fokus pada topik kesehatan, kebugaran, dan kecantikan ini dengan cepat meroket di tangga popularitas di AS.

Menurut perusahaan analitik data.ai, Lemon8 melompat 693 posisi untuk menjadi aplikasi gaya hidup yang paling banyak diunduh kedua di AS dalam 30 hari terakhir, menggeser pasar properti Zillow ke posisi ketiga, namun masih kalah dari Pinterest.

Lemon8 telah diunduh sebanyak 17 juta kali secara global sejak diluncurkan, menurut Apptopia.

“Beberapa algoritma yang digunakan dalam Lemon8 mirip atau bahkan sama dengan algoritma rekomendasi di TikTok, yang tentu saja akan membuat kedua aplikasi itu sangat populer karena memberikan pengguna apa yang ingin mereka lihat dan sebagainya,” kata Glenn Gerstell, penasihat senior di Center for Strategic and International Studies.

Kenaikan popularitas Lemon8 terjadi ketika para legislator AS mempertimbangkan apakah perusahaan induk TikTok yang dimiliki Tiongkok, ByteDance, harus melepaskan sahamnya di aplikasi video pendek yang sangat populer tersebut yang menjadi sorotan publik.Pada Maret, para legislator AS meminta penjelasan dari CEO TikTok, Shou Zi Chew, di Kongres untuk memahami kemampuan TikTok untuk beroperasi secara independen dari pengaruh Tiongkok pada induk perusahaannya. Namun, pemeriksaan Kongres tersebut tidak berhasil menghilangkan kekhawatiran legislator AS.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan