Ratusan siswa siswi SMK Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat antusias menyaksikan pemutaran film dokumenter Holy Prostitution
Ditulis oleh redaksi pada Desember 9, 2022
Ratusan siswa siswi SMK Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat antusias menyaksikan pemutaran film dokumenter Holy Prostitution yang menceritakan tentang kejahatan kawin kontrak. Film dokumenter ini merupakan cerita nyata atau true story dari seorang anak yang menjadi korban kekerasan seksual akibat praktik kawin kontrak yang marak dilakukan di kawasan Puncak, Bogor.
Pemutaran ilm yang digarap oleh sutradara Natasha Deamatra bersama seorang aktivis anak asal Belanda Princess Cheryl Halpern diharapkan dapat membuat generasi muda, khususnya di Puncak Bogor, dapat menolak tegas praktik kawin kontrak.
Princes Cheryl Halpen mengungkapkan praktik kawin kontrak sesungguhnya merupakan praktik prostitusi yang dibungkus agama sehingga seakan bukan sebuah dosa. Padahal, para ulama menyatakan praktik ini menyimpang dan haram dilakukan.
Cheryl mengajak semua pihak menolak kawin kontrak, khususnya kepada siswi SMK yang rawan menjadi korban agar berani untuk berkata tidak terhadap praktik tersebut.
Sementara itu, Natasha mengungkapkan film ini merupakan ungkapan suara anak anak di kawasan Puncak menolak praktik prostitusi terselubung tersebut.
“Kok, anak-anak dan wanita diperlakukan seperti ini ya (kawin kontrak). Nah, ini yang disuarakan film ini,” ungkap Natasha.
Para siswi SMK yang mengikuti acara nobar ini mengaku mendapat pencerahan dari film tersebut. Seorang siswi bernama Naila misalnya, menyatakan film Holy Prostitution memiliki arti penting bagi dirinya. Hal ini karena kawasan Puncak kerap terjadi kawin kontrak yang mengarah pada perdagangan manusia. Bahkan praktik ini dekat dengan lingkungan tempat tinggalnya.
“Dari film ini saya simpulkan jangan tergiur sama uang. Kawin kontrak itu adalah sama saja kita dibeli oleh mereka. Apalagi kita tidak mengenal laki-laki itu,” ungkapnya.
Sementara itu aktivitas Puncak, Abah Ukam yang menjadi penyelenggara kegiatan ini mengungkapkan kawin kontrak ibarat gunung es. Terlihat hanya sesekali mencuat, namun sebenarnya banyak kasus yang tak terungkap. Untuk itu, Abah Ukam berharap kawin kontrak dihindari karena wanita sering menjadi korban.
“Sudah jelas kawin kontrak ini dilarang baik oleh pemerintah maupun oleh agama. Tetapi kan praktiknya ada. Ini yang harus dihindari,” tegas Abah Ukam.