Selebgram Citayam Fashion Week, Jeje yang memiliki nama asli Jasmine Leticia hadir dalam karya seni lukisan
Ditulis oleh redaksi pada Oktober 21, 2022
Selebgram Citayam Fashion Week, Jeje yang memiliki nama asli Jasmine Leticia hadir dalam karya seni lukisan pada ajang Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) 12 2022.
Sosok gadis muda tampak menonjol dalam kanvas berukuran dua meter. Posenya berani layaknya gadis metropolitan dengan rambut bergaya pendek, mengenakan tank top dengan model crop top. Dari sela rambut terjulur kabel headphone.
Sang pelukis, Dwi Sutarjantono yang memilih judul “Citayam Fashion Week? Sleebeew!” mengatakan teknik lukisan yang kasar dan ekspresif yang digunakannya membuat jiwa pemberontakan fashion street yang ramai belakangan ini kian mencuat. Lukisan yang dibuat dengan menggunakan akrilik dan material lain ini cukup menarik perhatian.
“Saya ingin menyoroti keberadaan sosok-sosok di balik Citayam Fashion Week yang seperti industri fashion, tak pernah kekal. Satu saat bisa muncul dan popular, satu saat bisa menjauh dan tinggal bayangan. Emosi yang ada di sana bisa saja sekadar sampah atau justru meluap dan membara yang menjadi energi,” kata Dwi di Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Lukisan lain yang dipamerkan yang sebelumnya dikenal sebagai pengamat seni rupa adalah sosok yang mirip Kartini namun dengan wajah yang tampak menggemuk dengan judul “Aku Kena Efek Pandemi”.
Yang unik, “Kartini” ini mengenakan masker bermotif wifi dan TikTok seakan menyimbolkan sang Kartini, tersekap oleh dunia digital dan larut dalam tren Tiktok. Ketika ditanya mengapa mata “Kartini” melirik, Dwi hanya tersenyum.
Tergabung dalam kelompok media yang perupa, Dwi adalah salah satu dari 59 pelaku kreatif multidisipliner yang hadir di ajang ICAD (Indonesian Contemporary Art and Design) 12 2022.
Ajang ini menggabungkan perupa kontemporer senior, kreator muda, kolektif atau komunitas yang bergerak di berbagai bidang seni, desain, musik, budaya, dan material baru. Beberapa nama besar yang karyanya hadir antara lain Nyoman Nuarta, Eddie Hara, Nasirun, Heri Dono dan lain-lain.
Pameran ICAD 12 ini dilangsungkan di Hotel Grand Kemang Jakarta mulai hari ini, 20 Oktober hingga 27 November 2022. Gelaran ini bertujuan memahami proses perkembangan masyarakat sambil menelusuri relasi antara masa lalu dan masa depan.
Tema yang dimunculkan dalam pameran kali ini adalah “Fragmenting Yesterday, Reshaping Tomorrow”. Topik ini memang tidak dapat dipisahkan dari pandemi sebagai memori kolektif yang telah memengaruhi semua masyarakat.
Menurut catatan Team Kuratorial ICAD 12 terdiri atas para kurator muda dengan Lead Curator Amanda Ariawan dan Guest Curator Prananda L Malasan. Di antara realita isu-isu sosial yang ditawarkan melalui karya-karya yang ditampilkan, dapat ditemukan pandangan kritis dan imajinasi para peserta.
“Berbagai gagasan dari para peserta dapat kita pahami dalam pameran ini, mulai dari aspek humor hingga politis, analitis hingga spekulatif ide-ide mereka berkontribusi terhadap spektrum pengetahuan dan diskusi tentang topik-topik hangat seputar lingkungan, sejarah, teknologi, dan peradaban,” ungkap Dwi.
Sebagai pelukis yang cukup laris dengan gaya ekpresionismenya, Dwi Sutarjantono yang sebelum pandemi sempat mengadakan pameran tunggal berjudul Colours of Life menuturkan bahwa ajang ini sangat unik karena mampu menyatukan berbagai seniman kreatif yang memang sudah saatnya tak mengenal batas lagi