Terputar

Title

Artist


Menjalani kehidupan sebagai selebriti sejak usia muda telah membuat Amel Carla memiliki kehidupan tak biasa

Ditulis oleh pada Oktober 19, 2022

Menjalani kehidupan sebagai selebriti sejak usia muda telah membuat Amel Carla memiliki kehidupan tak biasa. Meski begitu, menjadi seorang aktris dan tampil di televisi ternyata memang pilihan yang dibuatnya sejak kecil.

Bercerita tentang kehidupannya sebagai artis, Amel Carla mengaku dulunya hanya ikut-ikutan sang kakak casting. Seiring waktu berjalan justru Amel lah yang bertahan dan mengeluti karier di dunia hiburan.

“Kenapa enjoy? Karena ibu nggak pernah maksa. Dulu tuh sering ditanya ‘tante eksploitasi Amel nggak sih?’ Masih kecil gitu ditanya kayak gitu, aku aja nggak ngerti apa itu eksploitasi. Tapi dari kecil aku nggak merasa terbebani (syuting) karena aku ditemani ibu dan ibuku mencoba sewajarnya. Nggak pernah maksa,” tutur Amel saat berbincang dengan FIMELA, di kediamannya di wilayah Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

“Karena orang tuaku juga tahu kewajiban seumuran aku itu ya belajar, main, bukan syuting. Jadi kalau nggak suka ya ditinggalin saja. Tapi anaknya mau dan narsis, gimana dong?” tambahnya.

Penampilannya sebagai seorang aktris cilik pun begitu menarik perhatian publik, begitu juga dengan kehidupan pribadinya. Mirisnya, di usia yang masih sangat muda, Amel pun menerima cemoohan, meski saat itu ia belum mengerti jika dirinya telah menjadi korban bullying.

“Setelah dipikir-pikir kayaknya sudah dari dulu cuma ya namanya anak kecil, siapa yang peduli?” ucap Amel sambil tertawa mengenang masa lalunya. “Karena masih kecil, nggak pernah mikir ‘ibu ini dia ngapain aku’. Tapi aku pertama kali ngerasain cyber bullying, di umur 9 atau 10 tahun,” aku Amel.

Bercerita tentang pengalaman menjadi korban cyber bullying, Amel menyebut bahwa sang ibu benar-benar melindunginya. Aktris yang kini tengah mengenyam pendidikan Ilmu Hukum di Universitas Indonesia itu pun mengaku merasa sedih, namun kini ia telah bangkit menjadi sosok yang lebih kuat.

“Jadi ada orang yang bilang ‘Amel Carla tuh ngeselin banget ya. Kalau ketemu mau gue injek injek kepalanya’. Terus langsung dibalas ibuku. ‘Maksudnya apa nih? Saya ibunya Amel Carla’. Dia balas ‘Oh maaf tante, saya pikir kalau bully artis bisa masuk tv’. Gitu,” tuturnya.

“Aku sedih, karena biasanya orang ngatain aku gendut juga ya nggak apa-apa, mungkin itu trauma yang mendalam, jadi diingat. Tapi aku juga ingat lagi pesan ibu ‘Namanya jadi artis pasti ada yang suka dan nggak suka. Yang bisa kita lakukan bukan ‘Kok lu nggak suka sama gue?’ Tapi jadikan omongan orang itu sebagai kritik aja sih. Bisa mawas diri sih,” kata Amel menceritakan masa lalunya sebagai korban bullying.

Tumbuh menjadi sosok yang kuat dengan mental yang sehat, dalam perjalanan mengobati rasa sakitnya Amel Carla berusaha tetap menjadi positif, meski diakuinya itu bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan di usianya yang masih sangat muda. “Try to be positive sih, emang sumpah susah banget. Tapi, try to look things in different way. Banyak lho yang pengen jadi kayak kamu, punya exposure yang kamu punya, it’s blessing in disguise. Jadi memang mindset-nya yang harus diubah,” tuturnya.

Tak hanya bicara soal pengalamannya menjadi korban bullying, Amel Carla juga berbagi banyak hal tentang perubahan dirinya, citra diri, hingga rencana masa depan.

Kehidupan sebagai Aktris dan Bullying

Meski pekerjaan menjadi seorang artis begitu disukai, Amel Carla mengakui dirinya tak mudah menghadapi berbagai tuntutan hidup sebagai seorang selebriti. Menjalani masa kecil yang berbeda hingga menjadi sasaran kritik, hal itu harus dialami dan dihadapi sejak dirinya berada di usia dini.

Dari kecil sudah jadi artis, seperti apa sih rasanya?

Agak mix banget. Banyak yang bilang enak ya jadi artis dari kecil. Iya enak, tapi kalau dilihat dari yang enak saja. Setelah dipikir, kita banyak juga kan, yang harus dikorbankan. Dari kecil sebisa mungkin aku selalu ditemani ibu, yang mana benar-benar menyeimbangkan hidup aku banget. Pas syuting, orang tuaku nggak bolehin aku kehilangan waktu main, belajar, ngerjain PR. Kalau anak yang lain main di depan komplek, kalau aku main sama om om crew. Main petak umpat, jongkok, dan lainnya, ibu mengusahakan aku mendapatkan itu, hanya caranya yang beda.

Pressure lah jadi sosok yang dicontoh, lebih ada beban yang kayak yaudah sebisa mungkin lakukan hal baik. Kalau dipikir-pikir nggak cuma public figure, manusia biasa juga harus yang baik. Ada pro kontra, tapi yaudah, nikmati, jalanin, kalau nggak suka tinggal bilang manajer yang kebetulan ibuku.

Apa yang membuatmu nyaman berada di dunia entertainment?

Kayaknya memang dari brojol sudah narsis, hahaha, kalau anak kecil nangis pas baru lahir, kalau saya sepertinya narsis, ada kamera nggak? Ada yang foto nggak? Hahaha. Nggak sih, jadi sebenarnya sudah turun menurun dari kakak. Aku lahir di Botang, Kalimantan Timur, kakak-kakakku juga dulu pas umurku dua tahun, mereka sudah jadi artis Botang gitu. Mereka syuting-syuting, aku ikut. Jadi sudah terdidik narsis ya.

Nah pas datang ke Jakarta umur tiga tahun, kalau habis nonton sinetron dan nomor belakang PH di akhir, itu dicatat sama ibuku. Awalnya kakakku yang casting, kok kataku seru ya. Kata kakakku, aku suka nari di depan gorden, di depan kaca. Terus sama ibu, yaudahlah sekalian casting, terus aku yang jadi artis.

Kenapa enjoy? Karena ibu nggak pernah maksa. Dulu tuh sering ditanya ‘tante eksploitasi Amel nggak si?’. Masih kecil gitu ditanya kayak gitu, aku aja nggak ngerti apa itu eksploitasi. Tapi dari kecil aku nggak merasa terbebani karena aku ditemani ibu dan ibuku mencoba sewajarnya. Nggak pernah maksa, kayak misal aku capek. Karena orang tuaku juga tahu kewajiban seumuran aku itu ya belajar, main, bukan syuting. Jadi kalau nggak suka ya ditinggalin saja.

Saat remaja, sempat jenuh nggak menjadi seorang aktris?

Jenuh nggak, alhamdulillah aku ditemani ibu, lingkungan mendukung. Jadi bisa melewati. Setiap bosen sekolah, kayak habis UTS (Ujian Tengah Semester), UAS (Ujian Akhir Sekolah), aku minta syuting ke ibu. (Syuting) jadi hobi yang bikin senang, jadi sesuatu yang kutunggu-tunggu ya.

Apa yang paling kamu nikmati sebagai seorang public figure?

Dari kecil sampai saat ini aku senang banget ketemu orang baru dan yang paling penting, ibu selalu ngasih tahu ‘Mel, belajar itu nggak selalu dari sekolah, belajar tuh sama artis senior juga bisa’. Terus aku mikir, belajar apa emangnya sama artis senior, emangnya mereka bisa matematika? Dan ibu selalu kasih contoh kayak ka Ruben, Olga. Mereka itu sukses dibidangnya masing-masing, mereka (sukses) begitu nggak langsung terkenal, karena ada capeknya juga. ‘Kamu juga harus belajar dari mereka. Nama-nama yang selalu berjuang dari dulu tuh tetap harum sampai sekarang’. Ya itu sih, kayak seru banget bisa belajar nggak cuma formal, les, tapi bisa belajar dari yang lain.

21 tahun menjalani kehidupan, penah merasa terpuruk kah?

Pernah, siapa sih yang nggak pernah mengalami itu? Itu sulit, bukan hal yang gampang untuk dilalui dengan adanya title public figure, it’s something that yang selalu senang-senang. Kalau aku ngomongin sedih, mereka merasa ‘Demi apa sih sedih? Lu kan artis, kurang lu apa coba? Sudah terkenal’. Ya nggak gitu juga, aku kan juga manusia biasa. Namanya juga masih anak-anak, masih mencari lingkungan yang baik.

Bisa diceritakan pengalaman kamu menjadi korban bullying?

Setelah dipikir-pikir kayaknya sudah dari dulu cuma ya namanya anak kecil, siapa yang peduli? Hahaha. Karena masih kecil kita nggak pernah mikir ‘ibu ini dia ngapain aku’. Tapi aku pertama kali ngerasain cyber bullying, di umur 9 atau 10 tahun. Sebenarnya handphone aku yang pegang ibu, jadi account Twitter juga dipegang ibu. Terus saat aku mau syuting tiba-tiba ada yang mention nih di handphone, terus aku tanya ibu ‘Bu, ini maksudnya apa?’

Jadi ada orang yang bilang ‘Amel Carla tuh ngeselin banget ya. Kalau ketemu mau gue injek-injek kepalanya’. Terus langsung dibalas ibuku. ‘Maksudnya apa nih? Saya ibunya Amel Carla’. Dia balas ‘Oh maaf tante, saya pikir kalau bully artis bisa masuk tv’. Gitu.

Aku sedih, karena biasanya orang ngatain aku gendut juga ya nggak apa-apa. Terus ibu bilang ‘Kamu lihat, ada saja orang yang mencari sensasi, cari kesalahan orang biar dibalas’. Terus aku kayak ‘oh gitu ya’. Mungkin itu trauma yang mendalam, jadi diingat. Tapi aku juga ingat lagi pesan ibu ‘Namanya jadi artis pasti ada yang suka dan nggak suka. Yang bisa kita lakukan bukan ‘Kok lu nggak suka sama gue?’ Tapi jadikan omongan orang itu dijadikan kritik aja sih. Bisa mawas diri sih.

Bagaimana kondisi Amel saat ini setelah melalui masa sulit tersebut?

Bullying sudah masa lalu, kayak udah lewat, dari tahun 2015 sudah merasakan, mau Stress, sedih sudah lewat, kalau sekarang ya sudahlah namanya juga hidup. Namanya juga manusia ada kurang dan kelebihan. Kalau sempurna mah hanya Allah. Jadi ya sudah. Aku bukan tipe orang yang suka ngomongin orang lain sih karena kalau nggak suka dikomenin, jangan komenin hidup orang.

Lalu bagaimana cara Anda menjaga kesehatan mental?

Harus positif, emang susah tapi harus dicoba. Ya sudah palsu dulu deh, tapi lama lama jadi kebiasaan ya. Makanya, sharing juga penting sama orang yang benar, kalau salah malah jadi bumerang. Dan belajar dari kesalahan, jangan takut salah, dari kesalahan kita, orang lain dijadikan panduan untuk tidak dilakukan di masa depan. Contoh make up belang, meskipun dibully, next jangan gitu, jadi pelajaran aja.

Pesan Amel untuk korban bullying?

Yang paling penting adalah let it all out, mau marah, nangis, keluarin saja, daripada dipendam, itu bahaya karena bisa meledak. Jadi menurutku kalau mau nangis ya nangis aja. Kalau mau mukul, lempar apa, gapapa, Tapi harus tahu batasan juga. Kalau ada yang bantu buat sharing ya sharing saja, kalau ngga ada, try to another things yang bisa membantu kamu mengeluarkan emosi, misalnya menulis lagu, bikin jurnal, self care, terus kalau sudah capek, let it everything out, yang penting relax, bersyukur dengan yang kita punya. Mencoba mensyukuri yang nggak kasat mata, hari ini sehat saja sebuah nikmat yang sulit, maksudku syukuri aja yang kecil-kecil. Dan paling penting berpikir positif dan dibantu ibadah, olahraga, meditasi, baca buku, dengar lagu atau sharing.

Perubahan Diri

Bicara soal kehidupannya, Amel Carla memiliki banyak hal menarik dalam hidupnya. Mahasiswi Ilmu Hukum Universitas Indonesia ini juga bercerita tentang perubahan diri komitmen dirinya menjalani hidup yang lebih sehat.

Selain berkarier sebagai aktris, adakah kesibukan lain yang dijalani?

Jadi Amel sudah masuk semester 7, insya Allah ingin ini jadi semester terakhir di kampus. Aku ambil jurusan hukum di Universitas Indonesia. Karena sudah tahun ketiga, jadi lagi skripsi aja kesibukannya sambil magang.

Apakah Anda tertarik jadi praktisi hukum?

Sekarang aku lagi magang di law firm, dan memang beda banget. Yang dari kecil aku syuting, nggak terbebani meski kerja. Pas magang, waduh di depan laptop, another challange, aku sih masih enjoy dan suka sekarang. Lihat saja bulan depan kayak gimana. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk bisa fokus juga karena Amel sendiri dibiarkan punya cita-cita, hobby, suka akan suatu hal kalau bisa jangan satu, kalau bisa melakukan banyak hal, kenapa tidak.

Soal hidup sehat, pola seperti apa yang Amel jalani?

Insya Allah inginnya memang hidup sehat, ya nggak 100% kayak makan dijaga, aku berusaha produktif aja. Sering olahraga, tapi sebenarnya hanya untuk mengisi waktu kosong, daripada bengong, jadi ini sebagai cari kegiatan positif, bersepeda, golf, lari, ini dilakukan semenjak pandemi. Tahun 2019 juga rajin olahraga tapi nggak kayak sekarang yang sampai 4x dalam seminggu.

Tanggapan Amel terkait perubahan fisik yang disebut orang makin cantik?

Orang itu kan pasti berubah, pubertas, dan lain-lain. Aku dari dulu glow with the flow aja. 2019 sempat stress waktu SMA mau kuliah, banyak beban dan jadi stress eating, pokoknya minum caramel machiato terus sampai di point aku mau naik tangga rumah aja tuh ngos-ngosan. Bukan diet pengin kurus, tapi memang sudah capek, sudah nggak sehat, jadi dari situ mulai hidup sehat.

Sejalannya dengan itu aku juga belajar makeup, terus coba-coba baju juga lihat dari sosial media. Nggak ada pressure cari pacar, harus kurus, dan kain-lainl, cuma ‘yuk dandan yuk’, yang penting PD. Menurutku PD itu kunci.

Cantik menurut Amel itu seperti apa?

Cantik itu semua perempuan pasti cantik. Setiap orang punya keunikan masing-masing. Ada yang cantik banget tapi dibilang jelek, namanya juga hidup, nggak akan semua orang suka sama kamu. Menurutku cantik itu yang bisa ditonjolkan dari dalam, kita harus bisa memosisikan diri, yang penting PD tapi jangan ke-pd-an. Cantik itu, orang yang bisa influence orang lain lebih baik. Bukan hanya fisik, tapi cantik bisa dari hati dan manner-nya.

Apa yang membuat Amel merasa cantik?

Bukan merasa ‘aku paling cantik sedunia’, tapi i feel good about my self itu tiap kali do something really productive atau melakukan yang aku ingin. Kayak misalnya aku baru selesai melakukan tugas, aku tuh kayak i feel good about my self. Jadi merasa paling cantik kalau lagi PD melakukan sesuatu yang kutunggu, kewajiban dan tugas.

Lalu bagaimana cara Amel mencintai diri sendiri?

Banyak sih, nggak boleh lupa bersyukur. Please jangan membandingkan (diri) dengan orang lain, itu nggak sehat. Menurutku daripada membandingkan, lebih baik mensyukuri apa yang kamu punya, tapi bukan dengan cara menyombongkan, tapi dengan ‘ada yang biasa saya bantu nggak dari kelebihan saya?’. Terus juga mencintai diri sendiri dengan olahraga. Karena sehat nggak cuma mental, fisik juga.

5 tahun ke depan anda akan seperti apa?

Kalau ditanya jadi apa, pengin jadi orang yang dapat memberikan sesuatu dan bermanfaat bagi orang lain. Apa yang saya kerjakan jadi lawyer, pengusaha, artis, selama halal dan dapat memberikan banyak impact dan keuntungan buat banyak orang. Itu sih yang pengin dicapai dan masih banyak pengin hal yang belum dikerjakan.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan