Terputar

Title

Artist


Satuan Reserse Narkoba Polres Tangsel Razia Tempat Hiburan Malam Cegah Peredaran gelap Narkkba

Ditulis oleh pada Oktober 16, 2022

 

Tangerang Selatan, Malam ini ada info tempat hiburan malam (THM) diduga menjadi tempat transaksi peredaran gelap narkoba, Polres Tangerang Selatan segera melakukan Razia, Minggu (15/10) dini hari.

Pelaksanaan razia di tempat hiburan malam itu dipimpin langsung, Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Sarly Sollu, S.IK, MH bersama Kasat Resnarkoba AKP R.Jordanus, S.IK, berikut Seluruh Personil Anggota Res Narkoba dan dipertebal dengan 1 (satu) Regu Tim Pasukan Perintis Persisi Sat. Samapta Polres Tangerang Selatan.

Upaya Razia Peredaran Gelap Narkoba dilakukan di 2 (dua) Tempat Hiburan Malam, yang pertama di Orange Family Karaoke & Lounge Gading Serpong dan selajutnya yg ke-2 di Escape Building Gading Serpong. Kegiatan razia yg dilakukan adalah dengan memeriksa badan dan pakaian serta tas atau barang-barang yang dibawa oleh pengunjung THM, serta lanjut pemeriksaaan urin pengunjung.

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Sarly Sollu, S.I.K., M.H. mengatakan berdasarkan perintah Bapak Kapolda Metro Jaya bahwa meminta jajarannya agar memberantas peredaran gelap narkoba guna mencegah gangguan keamanan dan ketertiban, dan kami seluruh jajaran Polres Tangerang Selatan serius memberantas peredaran gelap narkoba, oleh karena ketika ada informasi sekecil apapun itu kami akan segera dengan cepat bertindak menindak lanjuti informasi tersebut.

Ia pun meminta kepada semua elemen masyarakat, agar menjauhi segala tindak kejahatan berkaitan dengan narkotika demi terciptanya lingkungan sehat dan Kamtibmas kondusif di Wilayah Hukum Polres Tangerang Selatan.

“Kegiatan rutin razia di tempat hiburan malam adalah sebagai upaya Polri dalam pencegahan peredaran gelap narkoba untuk memberantas narkoba,” kata Sarly Sollu.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan


Lanjut Baca

Berita Sebelumnya

Viral di Medsos, Kapolda Metro Jaya Terima Telepon di Istana, Ini Penjelasanya Momen Kapolda Metro Jaya Terima Telepon di Istana Sudah Sesuai Protokoler Jakarta – Presiden Jokowi mengumpulkan pejabat Mabes Polri, Kapolda hingga Kapolres di Istana Kepresidenan. Pejabat Polri yang dipanggil ke Istana dilarang membawa ponsel hingga mengajak ajudan atau sering disebut sebagai ADC (aide de camp). Pejabat Polri yang dipanggil diminta mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) tanpa tutup kepala dan tongkat, pada jumat kemarin (14/10/22). Sempat Viral di Medsos, Momen Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menerima telepon jelang pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakpus. Sekretariat Presiden (Setpres) buka suara dan menjelaskan bahwa ponsel yang digunakan Fadil Imran merupakan ponsel protokoler Istana. Dalam cuplikan video yang beredar di media sosial, Fadil awalnya terlihat duduk di barisan kedua jajaran polisi yang diundang ke Istana Negara. Tiba-tiba seorang protokoler datang menghampiri Fadil dan menyerahkan handphone. Fadil pun langsung menerima ponsel tersebut, dan terlihat menelepon menggunakan handphone yang diserahkan protokoler sambil membungkukkan badannya ke depan. Acara pengarahan dari presiden saat itu memang belum mulai. Para perwira polisi yang diundang juga terlihat masih berbincang satu sama lain, Haltersebut diugkap Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media, Bey Machmudin. Lanjut Bey, Kapolda Metro saat itu menerima telepon dari stafnya melalui protokoler Istana. Komunikasi itu diizinkan sebab ada laporan penting yang harus disampaikan dan acara pengarahan presiden belum mulai, ungkapnya. Jadi pertama stafnya Pak Fadil harus melaporkan hal yang penting, kemudian nelepon ke salah satu staf protokol istana, untuk berbicara dengan Pak Fadil. Sebelum bicara, staf protokol meminta izin dulu ke internal, apakah diizinkan, mengingat acara belum mulai. Karena acara belum mulai, handphone-nya protokol itu dikasih ke Pak Fadil. Tapi setelah itu juga diambil lagi, ucap Bey saat di konfirmasi, Minggu (16/10/22), seperti yang dikutip detik.com. Dia juga mengatakan, momen Kapolda Metro menerima telepon tak berlangsung lama. Setelah selesai, ponsel itu kembali diambil oleh protokoler Istana. Dan itu juga kalau acara sudah mulai, tidak akan kita izinkan. Karena itu ada yang harus dilaporkan penting, jadi ya kita izinkan, tegasnya.


Thumbnail