Terputar

Title

Artist


Sebaiknya Penonton Bola di Atas 17 Tahun: Sudah Membayar Tiket, Ternyata Untuk Jemput Kematian

Ditulis oleh pada Oktober 3, 2022

 

Entah dosa apa yang dipikul oleh dunia persepakbolaan Indonesia saat ini. Ada minimalis 127 orang penonton tewas usai pertandingan Arema versus Persebaya, di antaranya adalah anak-anak yang belum punya KTP.

Korban bisa jadi bertambah lagi mengingat masih ada korban yang dirawat di rumah sakit di Malang. Mereka akibat terinjak, sesak nafas karena ada kiriman gas air mata dari non suporter kedua kesebelasan.

Ke depan sebaiknya usia penonton minimalis di atas 17 Tahun dan punya KTP. Agar tidak ada bocah cilik yang mati karena sesak nafas akibat gas air mata.

Menurut Decsa Medika Hertanto, dokter spesialis penyakit dalam kepada Suara Surabaya pada Minggu (2/10) salah satu kandungan dari gas air mata adalah Chloroacetophenone (CN) dan Chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.

Dokter Desca menjelaskan lebih lanjut, ada beberapa efek samping ketika seseorang terpapar gas air mata.

Menurut Decsa Medika Hertanto, dokter spesialis penyakit dalam, salah satu kandungan dari gas air mata adalah Chloroacetophenone (CN) dan Chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit

Dokter Desca menjelaskan lebih lanjut, ada beberapa efek samping ketika seseorang terpapar gas air mata.

Kalau di mata itu mengakibatkan matanya merah, gatal dan penglihatannya kabur. Kemudian di mulut, biasanya iritasi seperti rasa terbakar dan drooling atau air liurnya menjadi banyak.

Kemudian kalau di saluran pernapasan, lanjut Desca, gas air mata dapat menyebabkan sesak, rasa panas, gatal pada hidung, dan sulit bernapas.

Dia menambahkan efek samping terpapar gas air mata dapat berlangsung selama 15-30 menit, tergantung lama waktu terpapar.

Tergantung asap yang dihirup, jenis gas air mata yang digunakan, dan kondisi fisik dari orang yang terkena itu. Andai dia sebelumnya punya penyakit saluran napas seperti asma atau dia punya alergi khusus terhadap kandungan yang ada pada gas air mata tersebut dipastikan akan memperberat kondisi orang yang terkena gas air mata.

Risiko efek samping dari terpapar gas air mata akan semakin berat jika seseorang memiliki kondisi penyakit tertentu. Di mana hal itu dapat menyebabkan gagal napas hingga risiko yang paling berat adalah meninggal dunia. Ini yang mesti dibuka secara transparan.

Desca menambahkan, ada beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan oleh diri sendiri ketika terpapar gas air mata diantaranya, pertama menutup hidung, mata dan mulut. Kedua membasuh bagian tubuh yang terkena gas air mata dengan air mengalir. Ketiga mengganti atau membuang pakaian yang terkontaminasi dan terakhir segeralah mandi.Tapi itu semua akan sulit bila mereka tidak bisa keluar dari stadion karena penuhnya massa yang berusaha keluar secara serempak saat itu.

Semua barang yang terkontaminasi harus dikhususkan mencucinya dengan memakai sarung tangan. Bila tidak tentu berpengaruh pada si pencuci tersebut dan lebih baik dibuang saja kalau sudah rusak.

Beruntung Polri cepat menyatakan langsung bergerak cepat mengerahkan tim Disaster Victim Identification
(DVI) dari Polda Jawa Timur (Jatim) dan rumah sakit setempat untuk mempercepat proses identifikasi koban laga antara Arema Vs Persebaya.

Tim DVI menjadi garda terdepan dalam mengidentifikasi korban meninggal dunia akibat bencana massal. Tugas mereka mengidentifikasi korban meninggal secara ilmiah yang mengacu pada standar baku International Criminal Police Organization (Interpol).

Tim tim DVI Dokkes Polri segera ke Malang untuk back up Tim DVI Polda Jatim dan RS setempat guna percepatan identifikasi korban, jelas Kadiv Humas Polri Irjenpol Dedi Prasetyo kepada wartawan, Jakarta, Minggu (2/10).

Adapun Tim DVI tersebut dipimpin langsung oleh Brigjen Nyoman. Irjen Pol Dedi menuturkan, gerak cepat itu dilakukan oleh kepolisian untuk memberikan pertolongan medis kepada suporter yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Mereka fokus untuk memberikan pertolongan medis kepada korban-korban yang saat ini dirawat di beberapa rumah sakit.

Diberitakan sebelumnya, pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 berakhir dengan tragedi. Suporter dan polisi menjadi korban kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu malam WIB 1 Oktober 2022.

Sekali lagi, penonton sepakbola sebaiknya khusus untuk yang telah berumur dewasa, minimalis 17 Tahun dan sudah memiliki KTP. Ini olah raga yang jauh lebih berbahaya daripada pertandingan tinju sekalipun. Tinju paling banyak hanya memakan 1 korban jiwa yaitu atlit yang kalah karena TKO dan KO. Tapi, pertandingan sepakbola tidak pernah memakan korban atlit melainkan penonton. Mereka notabene sudah membayar untuk menikmati hiburan. Bukan membayar untuk kematian yang sia-sia.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan