Dicky Budiman menegaskan vaksin booster Covid-19 (dosis ketiga) penting untuk anak-anak.
Ditulis oleh redaksi pada Juli 3, 2022
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman menegaskan vaksin booster Covid-19 (dosis ketiga) penting untuk anak-anak.
“Kalau dilihat kepentingannya ya penting dan memang sudah waktunya ada vaksinasi booster bagi anak-anak,” kata Dicky Budiman.
Skala prioritas ini mengingat keterbatasan yang negara miliki, keterbatasan jumlah vaksin mrNA-nya, keterbatasan juga dari sisi infrastruktur ataupun dari segi jumlah sumber daya manusia antara lain vaksinator yang ada.
“Termasuk di sini mengejar juga dari urgensi waktu. Misalnya menjelang gelombang keempat yang akan didominasi atau dikontribusi oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang tentunya kita harus cepat melindungi kelompok rawan seperti lanjut usia (lansia), orang dengan penyakit penyerta atau komorbid,” ungkap dr Dicky.
Begitu juga dengan kelompok rawan lain seperti pelayan publik, termasuk sebetulnya juga remaja atau anak yang punya komorbid.
Oleh karena itu vaksin booster yang diberikan kepada anak atau bisa diprioritaskan hanya kepada yang memiliki komorbid. Dengan demikian, anak di atas usia 6 tahun yang memiliki penyakit penyerta bisa diikutkan dalam vaksinasi booster.
“Jadi itu menurut saya yang harus diprioritaskan karena komorbid tersebut. Jadi tidak ada bedanya mau itu anak atau dewasa. Tetapi secara populasi umumnya, anak-anak secara keseluruhan karena keterbatasan tadi, kita terpaksa harus memilih skala prioritas,” urainya.
Dijelaskan, bagi anak-anak dengan komorbid atau dalam risiko tinggi harus segera dilindungi, termasuk dengan vaksin booster. Hal ini untuk mencegah atau melindungi anak dengan komorbid mengalami keburukan atau infeksi berulang bahkan totalitas.
“Itu yang dalam konteks Indonesia berbeda dengan negara lain. Misalnya di negara-negara Amerika atau Israel mereka memberlakukan langsung vaksin booster ketiga termasuk anak juga,” ucapnya.
“Tetapi di sini sekaligus, Australia masih selektif karena masih mengejar juga cakupan yang di yang kelompok lansia dan juga yang komorbid dan kelompok risiko lain. Jadi di sini pun masih selektif ada anak-anak masih di kelompok yang komorbid,” kata Dicky Budiman.