Adrian Mattheis harus menelan pil pahit saat menghadapi Alex Silva dalam ajang One 158
Ditulis oleh redaksi pada Juni 15, 2022
Adrian Mattheis harus menelan pil pahit saat menghadapi Alex Silva dalam ajang One 158 pada 3 Juni lalu. Jagoan MMA dari Indonesia ini menyerah pada ronde pertama berkat kuncian kaki licin dari sang rival. Hasil itu membuat rekor pertemuan keduanya menjadi satu sama
Dalam pertemuan pertama pada 11 Maret lalu Adrian menang lewat TKO pada ronde kedua sekaligus menjadi kekalahan TKO pertama dalam karier panjang Silva di dunia MMA.
Adrian mengakui adanya perbedaan kelas dalam area grappling dengan pemilik sabuk hitam Brazilian Jiu-jitsu (BJJ) tersebut dan tak seperti Silva pada laga pertama, ia menerima kekalahan dengan lapang dada.
“Kalau Adrian tidak beban. Mau menang atau kalah itu sudah hal yang biasa. Jadi pembelajaran hidup untuk Adrian. Apapun keputusan wasit saya harus terima, berbeda dengan yang kemarin saat Silva dipukul KO dan dia tidak terima,” ujar Adrian tentang hasil laga di One 158.
Meski demikian dia tidak mau larut dalam kekalahan tersebut. Pria kelahiran Maluku ini pun mengajak Silva untuk kembali bertarung dalam laga trilogi di waktu yang akan datang.
“Kalau untuk laga kedua ini, hasilnya masih satu sama. Maunya saya ada laga ketiga biar tahu siapa yang menang, toh. Itu baru kita tahu siapa yang paling jago,” jelas pria 29 tahun ini.
Jika kembali berhasil meraih kemenangan atas Silva, Adrian sebetulnya berpeluang untuk menembus peringkat lima besar. Bagaimanapun, Silva adalah mantan Juara Dunia divisi strawweight One Champioship yang masih sangat disegani meski kini telah berusia 39 tahun.
Namun, hal ini tak membuat Adrian patah hati. Ia mengaku akan terus berjuang demi mengharumkan Indonesia sebagai atlet pertama yang bisa menembus rangking dan menantang pemilik sabuk saat ini – Joshua Pacio.
“Kalau kalah orang tidak perlu tahu alasan, tapi mereka tidak tahu kita punya perjuangan sampai situ bagaimana. Jadi apa yang orang lihat tidak seperti apa yang saya rasakan. Saya punya perjuangan hanya mau bikin orang bangga, kau tidak perlu tahu saya punya susah,” pungkas petarung yang besar di Sorong, Papua Barat ini.