Direktur P3S: Peluang AHY Sebagai Calon Presiden Mileneal Lebih Besar
Ditulis oleh redaksi pada Mei 26, 2022
JAKARTA– Menelisik Potensi Pemimpin Muda Milenial Tampil di Pilpres 2024,sebuah tajuk webinar yang diselenggarakan oleh Political and Publik Policy Studies (P3S) dengan moderator Rikardo Marbun, diisi narasumber Direktur P3S, DR Jerry Massie, Ph.D dan Pakar Komunikasi Politik DR Emrus Sihombing Rabu (25/5/2020).
Jerry Massie dan Emrus Sihombing menyoroti politik elektoral yang ada di Indonesia, seorang pemimpin hanya berdasarkan popularitas dan elektabilitas saja.
Jerry mengatakan popularitas lebih banyak berhubungan dengan dikenalnya seseorang, baik dalam arti positif, ataupun negatif. Sementara elektabilitas berarti kesediaan orang memilihnya untuk jabatan tertentu.
“Oleh sebab itu dalam konteks politik, elektabilitas dapat diartikan sebagai tingkat ketertarikan masyarakat umum terhadap figur politik, partai atau lembaga politik. Hal ini juga meliputi kemungkinan masyarakat untuk memilih partai politik tersebut maupun kandidat yang maju dalam pesta demokrasi,” tegasnya.
Oleh sebab itu para kandidat akan berlomba-lomba mempromosikan diri agar menjadi pemimpin yang populer dikenal oleh masyarakat luas. Untuk mengenalkan kepada khalayak pemilih juga memerlukan media yang membutuhkan biaya.
“Jika di USA jika ada kandidat potensial di suatu negara bagian maka ada penggalangan dana publik yang kredibiltasnya bisa dipertangungjawabkan untuk membiayai kader yang potensial namun tidak mempunyai dana untuk memperkenalkan diri kepada publik,” jelasnya.
“Hal tersebut seharusnya bisa untuk dilakukan di Indonesia dengan membentuk lembaga keuangan publik untuk menghimpun dana publik untuk membiayai kandidat yang mempunyai kualitas yang baik,” ungkapnya.
Peneliti politik Amerika ini,juga mengungkapkan dari sekian capres mileneal maka Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) lebih berpeluang, entah presiden maupun wakil presiden. Alasannya AHY punya partai dan berpeluang dicalonkan Partai Demokrat sedangkan Erick Thohir dan Sandiaga Uno bukan Ketua Parpol.
Jerry melihat potensi pemimpin milenial, ada dua kandidat yang mempunyai peluang untuk maju sebagai calon presiden yaitu Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudonono yang mempunyai partai pengusung yang siap untuk mengusungnya maju meramaikan bursa capres 2024.
“Sedangkan Capres potensial lainnya sangat tergantung pada gabungan partai politik apakah mau mengusung atau tidak. Sekarang ini sudah mulai diformulasikan tingkat popularitas dan elektabilitas generasi milenial yang mempunyai potensi untuk dipasangkan. Untuk melihat potensi dicalonkan,” jawab Jerry.
“Berdasarkan pengalaman tahun lalu sering pada akhir-akhir tahapan pencalonan ada pasangan kejutan yang sebelumnya belum diperkirakan atau belum pernah diuji di publik,” tandas Jerry.
Lebih jauh Jerry berpendapat, jika dilihat perkembangan politik dalam kaitannya dengan pilihan baik kepala daerah, legislatif, pilihan presiden besarnya biaya pencalonan sangat tinggi yang harus dibayarkan oleh kandidat. Oleh sebab itu sambungnya, banyak sekali pemimpin yang berkualitas yang tidak bisa berkompetisi disebabkan tidak mempunyai modal yang cukup.
Sementara itu Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing menggaris bawahi bahwa politik popularitas dan elektabilitas dengan jalan pembingkaian terhadap kandidat yang dilakukan oleh media online, media sosial, media elektronik yang masih masif.
“Hal ini dilakukan dengan pilihan kategorisasi dengan menonjolkan sisi positif kandidat dan menghilangkan sisi negatif calon, untuk membangun opini citra yang positif di mata khalayak pemilih,” katanya.
“Kadang orang Indonesia hanya terfokus ke hasil lembaga survei tapi tak melihat kualitas pemimpin itu sendiri. Namun, Indonesia butuh pemimpin muda yang kuat dan enerjik, saya coba menggambarkan capres mileneal yakji usia 35-50 tahun. Dan ada banyak pemimpin di usia ini, ada Anies Baswedan sampai Agus Harimukti Yudhoyono,” terangnya.
“Selain itu juga menyoroti kandidat yang layak menjadi pemimpin muda milenial Indonesia yang mempunyai visi masa depan, tahu aturan, tidak tergiur dengan rayuan uang, punya kemampuan untuk berkolaborasi, dedikasi, loyalitas, dan komitmen untuk membangun masa depan Indonesia,” tutup Jerry.