Terputar

Title

Artist


Indonesia memiliki banyak musisi yang bertalenta. Sayangnya tak semuanya bisa sukses dan menikmati hasil karyanya tersebut

Ditulis oleh pada Maret 6, 2022

Indonesia memiliki banyak musisi yang bertalenta. Sayangnya tak semuanya bisa sukses dan menikmati hasil karyanya tersebut.

Problem-nya dari dulu sampai sekarang sama, musisi kecuali benar-benar sukses, mungkin, maaf kere,” ujar CEO Netra Setiawan Winarto di Jakarta, Jumat (4/3/2022).

Setiawan Winarto menceritakan, dirinya teringat dengan maestro jazz Bubi Chen yang berakhir sebagai pianis di sebuah lobi hotel di Surabaya. Padahal ia merupakan pianis kelas dunia yang kemahirannya telah diakui di dunia internasional.

Disebutkan selain pembajakan, dan royalti. Ditambah adanya pandemi, yang sudah berjalan lebih dari dua tahun ini, konser dan live show yang menjadi sumber utama pendapatan artis sangat dibatasi. ‘

“Musisi juga ada yang sampai menjual alat musiknya. Saya sendiri di 2021, dari jualan alat musik, 10 bulan dari 12 bulan itu rugi,” katanya.

Di sisi lain, lanjutnya, dia melihat, dunia digital justru mengalami perkembangan yang pesat. Termasuk karya seni yang bisa dijual secara virtual atau yang lebih dikenal dengan non fungible token (NFT).

Melihat potensi ini, ia pun mendirikan Netra, platform NFT karya anak bangsa, yang menawarkan solusi untuk masalah-masalah di kalangan musisi tersebut.

Ia menjelaskan, Netra adalah platform royalty-sharing NFT musik yang memanfaatkan teknologi blockchain pertama di Asia, di mana para musisi lokal Indonesia maupun internasional dapat menawarkan kepemilikan dan hak royalti atas karya musik mereka dalam bentuk aset digital NFT ke para penggemarnya.

”Visi utama Netra adalah untuk menjadi platform dan sebagai partner para musisi untuk memasuki dunia Web3, blockchain dan Metaverse sehingga mendapatkan penghasilan yang bagus. Saya ingin musisi bisa hidup sejahtera. Saya merasa ada hope,” ujarnya di sela peluncuran.

Setiawan Winarto menambahkan, jika dulu penggemar memberikan dukungan kepada musisi favoritnya dengan membeli karyanya seperti kaset, atau CD, saat ini penggemar juga bisa menjadi investor.

”Penikmat musik sekaligus sebagai investor juga. Kalau dulu beli CD hanya sekadar untuk mendengarkan karya musisi. Di NFT, seperti beli CD tapi juga punya saham. Yang akan dibagikan setiap tiga bulan sekali,” jelasnya.

Lantas, bagaimana cara platform Netra bekerja? Bryan Blanc selaku COO Netra menjelaskan, musisi-musisi legendaris seperti Andra Ramadhan, Dewa Budjana, Indra Lesmana, dan masih banyak lagi berkolaborasi dengan Netra untuk membuat dan mendistribusikan NFT yang dilengkapi keuntungan eksklusif dan hak atas royalti musik yang diperoleh dari berbagai platform
streaming seperti Spotify, Apple Music, TikTok, YouTube, dan sebagainya.

Hak milik royalti lagu artis akan dipecahkan menjadi ratusan NFT yang dapat dibeli di platform Netra, dan setiap NFT akan melambangkan persentase kepemilikan terhadap NFT tersebut.

”Dengan menerapkan prinsip desentralisasi, keuntungan yang diperoleh melalui streaming musik akan langsung ditransfer ke musisi dan dapat diklaim oleh pemilik NFT Netra tanpa intervensi pihak ketiga. Dan dengan memanfaatkan teknologi blockchain, keamanan dan keaslian setiap transaksi bersifat terjamin dan transparan,” jelasnya.

Setiap artis yang bergabung dengan Netra juga memiliki 3D Metaverse Avatar tersendiri yang di waktu yang akan datang dapat digunakan di Netra Music Metaverse.

”Memiliki NFT Netra berarti memiliki lagu yang dibuat oleh artis favorit kamu dan dibayar setiap kali lagu kamu diputar. Jadi kalau misalnya punya HP banyak, bisa aja diputar semua. Karena setiap mendengarkan selama 30 detik sudah terhitung mendengarkan satu musik. Intinya, makin banyak yang dengar, makin banyak royalti yang didapat,” tandasnya.

Bryan mengungkapkan, di awal, Netra mempunyai misi untuk memberi fans kesempatan memiliki legacy abadi dari para musisi yang sebelumnya tidak bisa terjadi tanpa teknologi blockchain.

Menurut Bryan, inovasi teknologi blockchain di dunia musik tidak ada batasnya, dan Netra memiliki banyak rencana untuk masa depan industri musik memelalui blockchain, mulai dari decentralized music hingga dunia musik metaverse. ”Namun, Langkah pertama Netra adalah fokus mendesentralisasikan Industri musik untuk menjadi adil, transparan, dan abadi. Karena sampai 10 tahun, 20 tahun, dan seterusnya, royalti akan terus didapat, 50% ownership akan dibagikan kepada NFT holder
dibagikan setiap tiga bulan,” katanya.

Musisi Dewa Budjana pun antusias menilik bisnis baru ini. ”kita musisi dari dulu sebenarnya sharing royalty, cuma nggak pernah tahu ke mana. Kali ini menarik karena era digital semuanya makin jelas. Saya nggak begitu tahu soal NFT, untung ada anak jadi bisa belajar, dan ternyata menarik. Terutama bisa berbagi buat fans juga,” kata pentolan band Gigi itu.

Hal yang sama juga diakui Andra Ramadhan. Gitaris band Dewa dan Andra and The Backbone itu mengaku tertarik dengan NFT.

”Jujur aku baru banget tau. Begitu dijelaskan, langsung tertarik. Nanti akan ada single kolabirasi dengan anak judulnya “Youre Not Alone”. Cerita tentang kesendirian. Buat kita makin semangat,” katanya.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan