Terputar

Title

Artist


Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengirim kapal perang dan jet tempur untuk membantu mempertahankan Uni Emirat Arab 

Ditulis oleh pada Februari 3, 2022

Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengirim kapal perang dan jet tempur untuk membantu mempertahankan Uni Emirat Arab (UEA), kata para pejabat pada Rabu (2/2/2022). Sebelumnya, serangkaian serangan rudal ditembakkan oleh pemberontak Houthi Yaman dan menewaskan tiga orang di negara Teluk yang kaya itu.

“(Pengerahan peralatan militer) membantu UEA melawan ancaman saat ini,” kata Kedutaan AS di UEA pada Rabu, mengikuti panggilan telepon antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dengan Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed Al-Nahyan.

UEA merupakan bagian dari koalisi pimpinan pemerintah Arab Saudi, yang memerangi pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran. Pusat keuangan utama negara-negara Arab tersebut menahan serangan rudal ketiga selama beberapa minggu berturut-turut, pada Senin (31/2).

Sebagai bagian dari kesepakatan baru, kapal perusak peluru kendali USS Cole akan bermitra dengan Angkatan Laut UEA dan melakukan kunjungan di pelabuhan Abu Dhabi. Sementara pemerintah AS juga akan mengerahkan pesawat tempur generasi kelima.

“(Tindakan lain termasuk) terus memberikan peringatan dini intelijen (dan) berkolaborasi dalam pertahanan udara,” jelas Kedutaan AS.

USS Cole, yang saat ini bersandar di pelabuhan Bahrain, terkena bom Al-Qaeda di Pelabuhan Aden, Yaman, pada Oktober 2000 yang menewaskan 17 pelaut.

“(Austin dan putra mahkota) membahas serangan Houthi baru-baru ini terhadap UEA yang menyebabkan korban sipil. Dan juga mengancam angkatan bersenjata AS dan Emirat yang ditempatkan di pangkalan udara Al Dhafra,” tambahnya.

Serangan pemberontak di UEA telah menambahkan dimensi baru ke perang Yaman yang telah berlangsung selama tujuh tahun. Konflik telah menewaskan ratusan ribu orang secara langsung atau tidak langsung, serta memaksa jutaan orang mengungsi.

Tiga pekerja asing tewas dalam serangan pesawat berawak dan rudal yang menargetkan fasilitas minyak dan bandara Abu Dhabi pada 17 Januari. Hal ini memicu serangan udara mematikan sebagai balasan.

Pada 24 Januari, pasukan AS yang ditempatkan di pangkalan udara Al Dhafra Abu Dhabi menembakkan pencegat Patriot. Anggota militer yang ada bergegas ke bunker, ketika dua rudal balistik ditembak jatuh di atas kota.

Pada Senin, serangan rudal ketiga digagalkan UEA saat kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke negara itu.

AS sebagai sekutu setia Saudi dan UEA, kata pernyataan itu, bermaksud memberi sinyal yang jelas bahwa Wasghington mendukung UEA sebagai mitra strategis lama.

Presiden AS Joe Biden menarik dukungan AS untuk intervensi yang dipimpin Saudi di Yaman setelah menjabat awal tahun lalu. Ia membalikkan kebijakan Donald Trump terkait dukungan logistik.

Namun, pada November 2021 Departemen Luar Negeri AS mengumumkan persetujuan penjualan rudal udara ke udara (air-to-air missile) senilai US$ 650 juta ke pemerintah Arab Saudi untuk membantu negara itu melindungi diri dari serangan pesawat tak berawak Houthi.

Paket senjata dari AS senilai US$ 23 miliar ke UEA, termasuk jet tempur F-35, belum rampung. Pemerintah UEA masih mengancam akan membatalkan kesepakatan dengan adanya persyaratan yang ketat.

Sementara itu, serangan pemberontak telah meningkatkan ketegangan di negara-negara Teluk pada saat pembicaraan internasional mengenai program nuklir Iran tersendat. Kondisi ini membuat harga minyak terdorong ke level tertinggi dalam tujuh tahun.

Serangan pemberontak dimulai setelah serangkaian kekalahan di Yaman, yang ditimbulkan oleh milisi Brigade Raksasa yang dilatih UEA.

Pada awal Januari 2022 pemberontak menyita sebuah kapal berbendera UEA di Laut Merah, mengklaim kapal itu membawa senjata. Tuduhan tersebut dibantah oleh Emirates.

Perang saudara Yaman dimulai pada 2014 ketika Houthi merebut Sanaa, ibu kota negara tersebut. Situasi ini mendorong pasukan yang dipimpin pemerintah Saudi campur tangan, untuk menopang pemerintah pada tahun berikutnya.

Otoritas UEA telah meminta Biden untuk menetapkan ulang Houthi sebagai organisasi teroris. Sebelumnya, presiden AS memberi tanggapan atas keprihatinan kelompok bantuan atas apa yang disebut oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Konflik besar telah menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan, menurut PBB.


Pendapat pembaca

Tinggalkan balasan