Terputar

Title

Artist


Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri, mengungkapkan pandangannya mengenai kriteria ideal untuk Menteri Pendidikan

Ditulis oleh pada September 10, 2024

Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri, mengungkapkan pandangannya mengenai kriteria ideal untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) pada pemerintahan berikutnya.

Pandangan ini muncul setelah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik Menteri Pendidikan saat ini, Nadiem Makarim, yang dinilai kurang memahami dunia pendidikan karena tidak memiliki latar belakang di bidang tersebut.

Menurut Iman Zanatul Haeri, ada beberapa kriteria penting yang harus dimiliki oleh mendikbud ristek yang baru. Pertama, ia menekankan pentingnya latar belakang pendidikan bagi calon menteri.

“Pengalaman selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa menteri pendidikan dengan latar belakang pendidikan yang minim sering kali mengalami kesulitan memahami kondisi nyata di lapangan,” ujarnya dalam program “Beritasatu Utama” yang disiarkan BTV, Senin (9/9/2024).

Iman mencatat bahwa Nadiem Makarim pernah menyatakan keterkejutannya karena ada wilayah di Indonesia yang masih belum memiliki akses listrik.

“Ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara pengalaman pribadi beliau dan kondisi pendidikan di Indonesia,” tambahnya.

Kriteria kedua yang disorot Iman adalah pemilihan tim yang berkompeten dan memiliki empati terhadap dunia pendidikan.

“Meski latar belakang pendidikan calon menteri mungkin minim, penting agar beliau memilih tim yang paham dan peka terhadap isu-isu pendidikan,” jelasnya.

Iman juga menyoroti kritik Jusuf Kalla mengenai kebijakan Merdeka Belajar. Menurutnya, salah satu masalah utama adalah penerapan kebijakan dari contoh kecil yang tidak mempertimbangkan keberagaman dan kondisi lokal di Indonesia.

“Indonesia memiliki 17.000 pulau, lebih dari 30 provinsi, dan 500 kabupaten dengan perbedaannya masing-masing. Kebijakan yang terlalu seragam tidak akan efektif di lapangan,” jelas Iman.

Kriteria ketiga adalah memiliki rasa empati terhadap situasi dunia pendidikan, terutama terhadap kesejahteraan guru.

“Kami berharap menteri yang baru dapat merancang program yang benar-benar berpihak pada guru dan membahas kesejahteraan mereka. Jangan sampai program-program yang ada justru membebani guru tanpa memberikan manfaat nyata,” tegasnya.

Iman berharap agar mendikbud ristek yang baru dapat memahami masyarakat Indonesia dan sistem pendidikan secara mendalam. Dengan demikian, kebijakan yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.

“Pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kami berharap menteri berikutnya dapat memperhatikan kedua aspek ini secara seimbang,” pungkasnya.